Setelah Negosiasi Selama Dua Tahun, Akhirnya Italia Setujui Produksi Wine Rendah Alkohol dan Bebas Alkohol
Foto yang diambil pada 5 Oktober 2023 ini menunjukkan gudang anggur pembuat anggur Italia Tenuta Perano di Gaiole in Chianti di Provinsi Siena di wilayah Tuscany Italia.
Foto: ANTARA/Xinhua/Guo WendiRoma - Pemerintah Italia telah memberikan lampu hijau bagi produsen-produsen minuman anggur (wine) di negara itu untuk memproduksi wine rendah alkohol dan bebas alkohol sembari tetap memakai kata "wine" pada labelnya.
Keputusan tersebut, yang disetujui pada Senin (23/12) oleh Kementerian Pertanian Italia, menandai berakhirnya proses yang telah berjalan selama dua tahun untuk melegalkan produksi di sektor yang berkembang pesat ini. Sebelumnya, regulasi Italia mewajibkan jus anggur yang difermentasi mengandung setidaknya 8,5 persen alkohol untuk bisa diberi label "wine".
Namun, tidak seperti negara-negara penghasil wine terkemuka lainnya, wine rendah alkohol dan bebas alkohol di Italia tidak akan memenuhi syarat untuk status "Wine dengan Denominasi Asal yang Dilindungi" (Protected Denomination of Origin/PDO). Pembatasan ini berlaku untuk kategori wine paling ikonis di Italia, seperti Chianti, Barolo, Brunello, Amarone, dan Prosecco. Pedoman PDO menetapkan serangkaian karakteristik penting dari wine-wine tersebut, termasuk kandungan alkohol minimum.
Wine rendah alkohol dan bebas alkohol pertama diperkirakan akan memasuki pasar Italia pada 2025
Langkah ini diharapkan dapat memperluas industri wine Italia yang kuat. Italia memproduksi 43,9 juta hektoliter wine tradisional pada tahun lalu.
Menurut data dari Factmr, pasar global untuk wine rendah alkohol dan bebas alkohol diperkirakan akan tumbuh lebih dari 10 persen setiap tahunnya selama satu dekade ke depan, meningkat dari 2,57 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.159) pada tahun ini ke angka 6,94 miliar dolar AS per 2034.
Berita Trending
- 1 Kunto Aji Persembahkan Video Musik "Melepas Pelukan Ibu" yang Penuh Haru di Hari Ibu
- 2 Kasihan, Mulai Tahun Depan Jepang Izinkan Penembakan Beruang
- 3 Kenaikan PPN 12% Bukan Opsi Tepat untuk Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Butuh Terobosan
- 4 Pemerintah Harus Segera Hentikan Kebijakan PPN 12 Persen
- 5 Libur Panjang, Ribuan Orang Kunjungi Kepulauan Seribu
Berita Terkini
- Trump akan Meminta Hukuman Mati Bagi Pemerkosa, Pembunuh yang Kejam
- Penetapan Hasto Jadi Tersangka Dinilai Pengaruhi Perpolitikan Nasional
- Erupsi Berkurang, Badan Geologi Turunkan Status Gunung Lewotobi ke Level Siaga
- Mitigasi Bencana Hidrometeorologi di Saat Nataru, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca
- ASDP: Penumpang Merak ke Bakauheni Capai 36.805 Orang pada H-1 Natal