Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Setelah "Aero Summit"

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Tema summit "Streamlining the Synergy in Aerospace Industry" ini dilandasi dengan filosofi panta rei. Artinya, semua pemangku kepentingan dari skala kecil hingga besar, terus mengalir mengatasi hambatan dan menyesuaikan dengan era zaman. Ini khususnya menghadapi era Industri 4.0.

Transportasi udara faktor sangat penting dalam perekonomian bangsa-bangsa dunia. Menurut proyeksi International Air Transport Association, ada lima negara yang menjadi pasar penerbangan terbesar dunia. Mereka adalah Tiongkok, Amerika Serikat, India, Indonesia, dan Turki.

Pasar penerbangan berkembang pesat didorong tingginya pertumbuhan kelas menengah. Tren menunjukkan, pada 2036 Indonesia bakal menjadi pasar penerbangan terbesar keempat dunia dengan total penumpang pesawat 355 juta. Pasar penerbangan Tiongkok menempati peringkat pertama dan mengalahkan Amerika Serikat. Jumlah penumpang pesawat Tiongkok pada 2036 mencapai 1,5 miliar. Sedangkan AS berada di posisi kedua dengan jumlah 1,1 miliar. Sementara itu, India berada di posisi ketiga dengan total penumpang pesawat mencapai 478 juta. Di posisi kelima Turki yang bakal mencapai 196 juta.

Dengan kondisi pasar tersebut, Boeing memproyesikan penerbangan sipil dalam dekade mendatang membutuhkan setidaknya 38.000 pesawat untuk berbagai kelas. Perkembangan transportasi udara yang sangat pesat disertai pertumbuhan industri turunan, jasa, serta menyerap banyak tenaga.

Sangat disayangkan, Indonesia belum optimal dalam menangkap peluang industri dan jasa penerbangan dengan bermacam turunannya. Karena ekosistem industri negeri ini belum terbentuk dengan baik. Posisi Indonesia dalam meraup devisa dari sektor aerospace industry dan jasa turunannya masih kalah dari tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top