Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Setelah "Aero Summit"

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Untuk menghadapi situasi perdagangan dunia yang sangat dinamis perlu kebijakan offset untuk mendorong perusahaan lokal dan start-up nations industri dirgantara agar tumbuh bersama. Juga bisa meraih kesempatan dalam global partnership program teknologi dan industri penerbangan.

Pemerintah perlu memberi insentif untuk kluster industri dirgantara secara ekonomi seperti fiscal atau mekanisme offset. Saatnya, menekankan kepada semua pihak dalam belanja ke luar negeri maupun pembangunan berbagai macam infrastruktur mengedepankan offset, terutama dengan anggaran besar. Contoh, pembelian pesawat terbang untuk penerbangan sipil maupun militer.

Event "Aero Summit" kali ini istimewa karena selaras dengan kebijakan nasional dicanangkan Presiden Joko Widodo dengan tajuk "Making Indonesia 4.0." Era tersebut menjadi momentum industri dirgantara bersinergi mewujudkan ekosistem industri dalam menjalankan program. Pembangunan infrastruktur massif ke seluruh negeri, terkait transportasi udara, menuntut seoptimal mungkin peran serta pelaku bisnis dan konsultan aerospace industry. Sayangnya, belum ada kepastian dukungan kontrak jangka panjang dengan order besar.

Dukungan pemerintah selama ini belum optimal baik pendanaan jangka panjang maupun pemberdayaan industri turunannya. Selain itu, pembiayaan R&D masih tersendat. Padahal, pada fase pengembangan dibutuhkan investment fund pemerintah (equity financing/PMN) untuk produk baru maupun pengembangan melalui anggaran.

Dalam penguasaan teknologi penerbangan, pemerintah melalui Bappenas dan Lapan menggulirkan tiga program pesawat terbang nasional: N219, N219 Amphibi, dan N245. Program ini momentum untuk membentuk ekosistem supply chain component yang mengedepankan industri lokal.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top