Rabu, 04 Des 2024, 08:40 WIB

Sentimen Eksternal Dominan, 4 Desember 2024

Foto: istimewa

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ber­potensi melanjutkan penguatannya dalam perdagangan te­ngah pekan ini. Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi senti­men eksternal, mengingat faktor dari dalam negeri minim.

Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan melihat pasar mengantisipasi rilis data PMI industri jasa di sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat (AS), Jerman dan Zoa Euro pada Novem­ber lalu. Menurutnya, karena rilis data ekonomi domestik cenderung minim, maka pergerakan IHSG diperkirakan dipengaruhi oleh fak­tor dari eksternal.

Dia memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Rabu (4/12), bergerak menguat lanjutan kisaran level 7.230.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/12) sore, ditutup menguat 149,03 poin atau 2,11 persen ke posisi 7.196,02. “Sentimen eksternal memberikan tren menguat IHSG,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Seku­ritas dalam kajiannya di Jakarta.

Dari mancanegara, bursa regional Asia kompak me­nguat, yang mana pelaku pasar tampaknya merespon Data Institute for Supply Management yang menunjukkan ak­tivitas manufaktur Amerika Serikat (AS) membaik sepan­jang November 2024.

Indeks PMI manufaktur AS dari Institute for Supply Ma­nagement meningkat menjadi 48,4 pada bulan lalu, dari 46,5 pada Oktober 2024, serta PMI manufaktur final S&P Global juga naik menjadi 49,7, dari estimasi awal 48,8.

Sementara itu, di tengah bayangan tantangan baru dari perang dagang dengan AS selama masa jabatan kedua Do­nald Trump, Bank sentral Tiongkok (PBoC) menegaskan kembali rencana kebijakan moneter yang mendukung un­tuk meningkatkan pertumbuhan pada tahun depan.

Gubernur PBoC Pan Gongsheng akan menggunakan berbagai alat untuk menjaga likuiditas tetap memadai dan menurunkan pinjaman bagi perusahaan dan penduduk.

Dukungan kebijakan moneter akan sangat penting bagi perekonomian Tiongkok pada tahun depan, karena Presi­den terpilih AS telah berjanji untuk mengenakan tarif tinggi pada barang-barang Tiongkok. Hal itu mengancam prospek ekspor yang selama ini menjadi faktor utama pendorong per­tumbuhan untuk Tiongkok Sejak pandemi.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan: