Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 25 Sep 2020, 06:30 WIB

Sekolah yang Lebih Membutuhkan Harusnya Menerima BOS Lebih Banyak

Foto: ANTARA/AKBAR NUGROHO GUMAY

Penentuan pagu BOS tersebut terlihat adil. Namun, hal tersebut menimbulkan kendala bagi sekolah yang perlu meningkatkan kualitas, tapi tidak memiliki siswa banyak, sehingga dana BOS yang diterima sedikit.

Untuk mengupas terkait dana BOS, Koran Jakarta mewawancarai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim. Berikut petikan wawancaranya.

Menurut Anda, apakah dana BOS ini sudah sesuai, termasuk dalam penentuan pagunya?

Cara kita menghitung BOS, kita menghitung dengan satuan yang berdasarkan jumlah murid di sekolah itu. Sepertinya itu adil, tapi dalam kenyataannya di lapangan yang terjadi adalah sekolah-sekolah yang jumlah muridnya sedikit, kebanyakan di daerah-daerah terluar dan tertinggal.

Bisa diterangkan lebih lanjut kenapa penghitungan itu tidak adil?

Sekolah-sekolah tadi, mereka semuanya punya fixed cost atau biaya perbaikan tertentu untuk mengelola sekolah. Mereka dirugikan bisa dibilang karena jumlah muridnya sedikit. Jadi, jumlah sarana yang bisa mereka berikan, kualitas yang bisa berikan itu sangat kecil.

Kebalikannya, bagi sekolah-sekolah yang memiliki jumlah murid yang besar mereka bisa menikmati yang namanya economies of scale, di mana mereka punya dukungan fasilitas. Jadinya, sekolah besar itu secara finansial punya suatu keunggulan strategis. Sedangkan dengan pengkalkulasi BOS kita kalau dihitung per anak saja, mereka mendapatkan malah lebih banyak keuntungan.

Ke depan penentuan pagu ini akan berubah, bisa dijelaskan lebih rinci?

Kita ke depannya mengubah cara biaya satuan-satuan BOS. Kita akan mendasarkan ini juga bukan hanya dari angka siswa, tapi dua variabel. Kita satuan BOS-nya itu akan mengonsiderasi indeks kemahalan konstruksi (IKK) dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan indeks besaran peserta didik (IPD) yaitu indeks jumlah peserta didik sekolah di suatu daerah.

Kita gunakan dua angka ini karena IKK itu adalah suatu produksi untuk menentukan area ini sulit dicapai apa tidak.

Jadi, harga prasarana dan mengirim barang ke daerah-daerah yang paling tertinggal itu jauh lebih tinggi daripada daerah-daerah yang punya akses, misal di Pulau Jawa yang punya akses dekat urban dan lain-lain. Sedangkan indeks besaran peserta didik adalah indeks berapa besaran total jumlah peserta didik sekolah di daerah tersebut.

Apakah ada sekolah yang mengalami penurunan pagu BOS-nya?

Kabar gembiranya adalah tidak akan ada sekolah yang BOS-nya diturunkan. Tetapi, banyak sekali sekolah-sekolah kecil dan sekolah di daerah tertinggal akan meningkat BOS-nya tahun depan. Dari mana kita arahkan tambahan anggaran ini, kami realokasi hampir 2,5 triliun rupiah dari BOS afirmasi dan BOS kinerja untuk membantu sekolah-sekolah di daerah yang paling tertinggal dan terluar yang rata-rata jumlah muridnya itu bisa jauh lebih kecil.

Bisa disebutkan berapa jumlah peningkatannya?

Di jenjang SD itu 377 kabupaten atau kota akan naik BOS-nya, SMP 381, SMA 386, SMK 387, dan di SLB 390. Jadi, begitu banyak kabupaten yang selama ini mungkin tidak dilihat kondisi khususnya, tidak ada penghitungan BOS yang afirmatif, nah itu sekarang kita koreksi dan kami berhasil.

Kami sangat berterima kasih juga ada dukungan dari semua pihak untuk mendukung kita dalam perjuangan ini, bahwa tidak bisa semua sekolah dengan kondisinya masing-masing disamakan.

Sekolah yang lebih membutuhkan bantuan kita, harusnya menerima uang atau lebih banyak. Jadi, ini suatu kabar gembira bagi sekolah-sekolah di daerah terluar dan tertinggal dan sekolah-sekolah yang jumlah muridnya sedikit.

n muh ma'arup/P-4

Redaktur: Khairil Huda

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.