Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 30 Des 2024, 02:50 WIB

Russia Ancam Hentikan Moratorium Misil Sepihak

Menlu Russia, Sergei Lavrov

Foto: AFP/ALBERTO PIZZOLI

MOSKWA - Russia akan membatalkan moratorium penempatan misil berkemampuan nuklir jarak menengah dan pendek karena Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan senjata tersebut di berbagai kawasan di seluruh dunia. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov, pada Minggu (29/12).

Langkah Russia itu, yang sudah lama diisyaratkan, akan mengakhiri semua yang tersisa dari salah satu perjanjian pengendalian senjata paling signifikan dari Perang Dingin, di tengah kekhawatiran bahwa dua kekuatan nuklir terbesar dunia mungkin memasuki perlombaan senjata baru bersama dengan Tiongkok.

Russia dan AS, yang sama-sama mengakui hubungan mereka lebih buruk daripada sebelumnya sejak masa Perang Dingin, sama-sama menyatakan penyesalannya atas disintegrasi jalinan perjanjian pengendalian senjata yang berupaya memperlambat perlombaan senjata dan mengurangi risiko perang nuklir.

Ketika ditanya oleh kantor berita negara RIA apakah Russia dapat menarik diri dari perjanjian New Start sebelum berakhirnya perjanjian tersebut pada Februari 2026, Menlu Lavrov mengatakan bahwa saat ini tidak ada persyaratan untuk dialog strategis dengan Washington DC.

“Hari ini jelas bahwa, misalnya, moratorium kami terhadap penyebaran misil jarak pendek dan menengah tidak lagi layak secara praktis dan harus ditinggalkan,” kata Lavrov. “AS dengan arogan mengabaikan peringatan Russia dan Tiongkok dan dalam praktiknya telah beralih ke penempatan senjata kelas ini di berbagai wilayah di dunia,” imbuh Menlu Russia itu.

Perjanjian INF

Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF), yang ditandatangani oleh Mikhail Gorbachev dan Ronald Reagan pada tahun 1987, menandai pertama kalinya negara adidaya sepakat mengurangi persenjataan nuklir mereka dan menghilangkan seluruh kategori senjata nuklir.

AS di bawah mantan Presiden Donald Trump secara resmi menarik diri dari Perjanjian INF pada tahun 2019 setelah mengatakan bahwa Moskwa melanggar perjanjian tersebut, sebuah tuduhan yang berulang kali dibantah dan dianggap sebagai dalih oleh Kremlin.

Russia kemudian memberlakukan moratorium pada pengembangan misilnya sendiri yang sebelumnya dilarang oleh perjanjian INF seperti misil balistik dan jelajah berbasis darat dengan jangkauan 500 km hingga 5.500 kilometer.

Trump pada tahun 2018 mengatakan dia ingin mengakhiri perjanjian INF karena apa yang dia katakan sebagai pelanggaran Russia selama bertahun-tahun dan kekhawatirannya tentang persenjataan misil jarak menengah Tiongkok.

AS secara terbuka menyalahkan pengembangan misil jelajah darat 9M729 oleh Russia, yang dikenal di NATO sebagai SSC-8, sebagai alasan Russia meninggalkan perjanjian INF.

Dalam usulan moratoriumnya, Presiden Russia, Vladimir Putin menyarankan Russia dapat menyetujui untuk tidak menempatkan misil di daerah kantong Kaliningrad di pesisir Baltik. Sejak keluar dari pakta tersebut, AS telah menguji misil dengan profil yang sama.

Russia sendiri menembakkan misil balistik hipersonik jarak menengah baru yang dikenal sebagai Oreshnik ke Ukraina pada 21 November lalu dalam apa yang dikatakan Putin sebagai respons langsung terhadap serangan terhadap Russia oleh pasukan Ukraina dengan misil AS dan Inggris. ST/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.