Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Nilai Tukar - Kewajiban Utang BLBI Tidak Bisa Dilupakan

Rupiah Sulit Menguat jika Penyakit Fundamental Tak Disembuhkan

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut Tengku, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde, sudah mengisyaratkan agar negara ASEAN, termasuk Indonesia, untuk mencermati dampak dari reformasi pajak Amerika Serikat (AS) yang akan mendorong pertumbuhan AS sekitar 1,2 persen secara kumulatif pada 2018-2020.

Selain itu, pemotongan pajak di AS itu kemungkinan membuat ekonominya overheating sehingga perlu diredam dengan kenaikan suku bunga lebih cepat untuk menekan inflasi.

Ini bakal memicu pelarian modal atau capital outflow dari negara berkembang. "Baru saja IMF mengutarakan, rupiah langsung anjlok. Ini artinya bukan semata sentimen negatif, tapi karena fundamental ekonomi Indonesia yang tidak kuat menahan gejolak," papar Tengku.

Dia menambahkan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS juga berpotensi membuat likuiditas global menyusut sehingga biaya utang meningkat.

"Era dana murah sudah berakhir. BI harus naikkan bunga acuan agar investor kembali datang," ujar dia. Akan tetapi, imbuh Tengku, kenaikan bunga acuan akan mengerek bunga kredit sehingga menambah risiko kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang kini cenderung meningkat terutama di sektor properti.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top