Masyarakat Perlu Membangun Kesiapsiagaan Hadapi Bencana
Tinjau Lokasi Banjir Bandang l Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (tengah) bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen TNI Suharyanto (kanan) didampingi Dandim 1501/ Ternate Kolonel Armed Adietya Yuni Nurtono (kedua kiri), dan Penjabat Gubernur Maluku Utara Samsuddin Abdul Kadir (kiri) meninjau lokasi banjir bandang di Kelurahan Rua Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (27/8).
Foto: ANTARA/Andri SaputraPotensi ancaman gempa megathrust di Indonesia harus disikapi dengan upaya mitigasi secara berkelanjutan yang meliputi pemahaman potensi bahaya yang bisa saja melanda hingga membangun kesiapsiagaan.
JAKARTA - Masyarakat perlu membangun kesiapsiagaan terutama dalam menghadapi bencana alam yang dapat terjadi di mana saja termasuk destinasi wisata. Hal tersebut penting untuk merespons prediksi akan ancaman gempa megathrust yang akan terjadi di beberapa wilayah di Tanah Air.
"Karena megathrust adalah fakta tetapi bagaimana kita bisa meminimalisir risiko yang mungkin terjadi," kata Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Nia Niscaya di Jakarta, Selasa (27/8), merespons prediksi gempa megathrust yang disampaikan oleh BMKG.
Sebelumnya BMKG menyebut, salah satu yang terdampak oleh prediksi ini adalah wisata pantai, termasuk kawasan Carita, yang merupakan daya tarik wisata bagi wisatawan dari Provinsi DKI Jakarta dan Banten.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang Rahmat Zultika menyampaikan, sampai saat ini pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah Banten masih terbilang kondusif.
Terkait adanya fenomena penurunan jumlah wisatawan di destinasi wisata Banten bukan disebabkan isu megathrust, tetapi karena memang belum masuk suasana musim libur sekolah.
"Kami bersama BMKG telah melakukan upaya mitigasi dan BMKG juga sudah memasang sistem deteksi dini di 22 titik. Kemudian kami memiliki tiga Early Warning System (EWS) atau system peringatan dini yang dipasang di Tanjung Lesung satu, kemudian Pantai Labuan," ujarnya.
Kepala Bidang Mitigasi Tsunami Samudra Hindia dan Pasifik BMKG Suci Dewi Anugrah menambahkan wilayah yang berpotensi gempa megathrust tidak hanya di Indonesia saja, namun negara lain seperti Jepang juga Hawaii.
Sehingga harus disikapi dengan upaya mitigasi secara berkelanjutan yang meliputi pemahaman potensi bahaya yang bisa saja melanda hingga membangun kesiapsiagaan.
"Mulai dari identifikasi jumlah wisatawan hingga alur evakuasi yang dilengkapi dengan rambu-rambu evakuasi yang jelas, utamanya di tiap-tiap penginapan atau hotel," katanya.
Gempa Megathrust
Terkait gempa di wilayah DIY, BMKG mencatat dua kali gempa susulan yang dipicu aktivitas deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust) di wilayah Samudra Hindia, Selatan Gunung Kidul, Senin (26/8) malam pukul 20.20 WIB.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa gempa bumi susulan itu adalah gempa dangkal. Parameter terkini gempa berkekuatan magnitudo 5,5 dari sebelumnya terdeteksi sebesar magnitudo 5,8 pada pukul 19.57 WIB.
Episentrum gempa bumi tersebut terletak di laut dengan kedalaman 42 kilometer atau pada koordinat 8,85° LS; 110,17° BT, yang berjarak 107 kilometer arah Barat Daya Gunung Kidul. Analisa pemodelan BMKG mendeteksi gempa bumi tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo dan Bantul dengan skala intensitas III-IV MMI.
Selanjutnya di daerah Karangkates, Malang, Pacitan, Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Blitar, Cilacap, Banyumas, Solo, Surakarta dan Klaten dengan skala intensitas II-III MMI. Berdasarkan analisa seismologis BMKG gempa tersebut dipastikan tidak berpotensi tsunami.
Meski demikian, Daryono mengatakan masyarakat diimbau waspada seraya tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan selalu mengikuti panduan dari pemerintah daerah.
Sementara itu, Tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan berhasil mengevakuasi sebanyak 18 jenazah korban banjir bandang yang melanda Kecamatan Rua, Ternate, Maluku Utara.
Direktur Operasi Basarnas Edy Prakoso mengatakan dari 18 jenazah yang sudah dievakuasi dua diantaranya adalah yang beberapa saat lalu ditemukan setelah sebelumnya dilaporkan hilang. Keduanya adalah perempuan berinisial MM dan AJ. Ant/S-2
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
Berita Terkini
- Lima Remaja Diamankan Polisi Saat Hendak Tawuran di Jakarta Barat
- Ini Peringkat 30 Eksportir Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor 3 dari Belakang
- Memiliki Ide Memajukan Jakarta, Rujaks Deklarasi Dukung Ridwan Kamil – Suswono
- Terus Bertambah, Daop 7 Catat 13.489 Tiket Terpesan di Libur Natal dan Tahun Baru 2025
- Hidupkan Pasar Properti, Guangzhou di China Akan Pangkas Pajak Penjualan Rumah Berukuran Besar