Rupiah Bakal Melemah Lanjutan
Foto: ISTIMEWAJAKARTA – Sentimen pelemahan tersebut dinilai masih sama dengan sehari sebelumnya, yakni respons pasar terhadap sikap hawkis bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat investor masih terpengaruh dengan hasil rapat dewan kebijakan The Fed atau FOMC. Menurutnya, rupiah masih akan cenderung melemah karena dampak lanjutan dari ekspektasi high-for-longer dari the Fed.
Karenanya, Josua memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (20/12), bergerak melemah di kisaran 16.275-16.400 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan, Kamis (19/12) sore, ditutup melemah tajam hingga 215 poin atau 1,34 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.313 rupiah per dollar AS.
“Dollar AS menguat secara luas (sehingga melemahkan nilai tukar rupiah dan mata uang lainnya), dengan kenaikan paling tajam terhadap dollar Australia, euro, poundsterling Inggris, dan yen Jepang,” ujar Josua.
Seperti diketahui, Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga 25 basis points (bps) dini hari tadi. Selain itu, Kepala The Fed Jerome Powell memberikan pernyataan sangat hawkish terhadap prospek suku bunga dengan mengindikasikan hanya akan terjadi pemangkasan sebesar 50 bps tahun depan, turun 75-100 bps dari yang diharapkan pada kuartal sebelumnya. Kemungkinan jeda dalam pemangkasan suku bunga untuk Januari 2025 juga naik menjadi 88 persen.
Berita Trending
- 1 Usut Tuntas, Kejari Maluku Tenggara Sita 37 Dokumen Dugaan Korupsi Dana Hibah
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dampak Proyek LRT, Transjakarta Menutup Sementara Pelayanan di Dua Halte Ini