Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Pertambangan - Potensi Kehilangan Royalti Ditaksir Capai Rp33,8 Triliun

Royalti 0% Hilirisasi Batu Bara Hambat Transisi Energi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan batas defisit dibawah 3 persen atau sebesar 2,84 persen setara 598,2 triliun rupiah. Target pada APBN 2023 berisiko meleset akibat pemberian insentif Perpu Cipta Kerja ke sektor batu bara. Kehilangan royalti yang seharusnya diterima pemerintah dari sektor batu bara akan menambah hingga 5,7 persen dari total defisit anggaran 2023.

Menurut Bhima, jika kebijakan berlaku dalam 20 tahun ke depan, diperkirakan negara merugi hingga 676,4 triliun rupiah. Potensi kerugian tersebut setara membangun 305.632 sekolah dan 4.039 rumah sakit.

Adapun pemerintah menegaskan tetap konsisten mendorong transisi. Di sektor energi, salah satu upayanya mendorong porsi kapasitas pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi lebih besar daripada porsi pembangkit dari energi fosil.

Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN teranyar tahun 2021-2030, memberikan porsi lebih besar bagi pembangkit EBT, yakni 52 persen, dibandingkan pembangkit energi fosil yang hanya 48 persen, sehingga RUPTL ini disebut "RUPTL Hijau".

"Dalam RUPTL kita sama-sama paham kalau 52 persen dari pembangkit kita itu basisnya adalah EBT," ujar Plt. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Dadan Kusdiana, dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor Ketenagalistrikan Tahun 2022 dan Capaian Tahun 2023, Selasa (31/1).


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top