RI Minta G20 Beri Dukungan Dana untuk Teknologi Transisi Energi
FAHMY RADI Pengamat Energi dari UGM - Sesuai kesepakatan Paris, harus ada kerja sama di bidang teknologi dan pengembangan kapasitas.
JAKARTA - Pemerintah Indonesia membuka peluang kerja sama teknologi energi bersih dengan negara-negara anggota G20 untuk mempercepat target penurunan emisi karbon dan peningkatan bauran energi di dalam negeri.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, dalam konferensi pers sidang Kelompok Kerja Transisi Energi (Energy Transitions Working Group/ ETWG) yang dipantau di Jakarta, Kamis (24/3), mengatakan dari 46 teknologi yang ada saat ini, baru enam teknologi yang terbukti kompetitif.
"Transisi ini akan membutuhkan pendanaan yang besar. Untuk itu, bagaimana 20 negara yang termasuk dalam kelompok G20 yang merupakan pemberi kontribusi 80 persen dari perekonomian dunia bisa memberikan dukungan," kata Arifin.
Indonesia, jelas Arifin, mulai berbenah dengan mengurangi pemanfaatan teknologi energi fosil yang tinggi karbon melalui program dedieselisasi. Program itu akan menyasar 5.200 unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang tersebar di 2.130 lokasi di Indonesia, lalu menggantinya dengan teknologi listrik tenaga gas alam, matahari, air, maupun biomassa.
Bahkan dengan teknologi yang berkembang saat ini, memungkinkan memanfaatkan energi air laut, arus pasang surut, under current, termasuk teknologi energi panas marine heat yang mulai berkembang.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya