Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Ekonomi | Rasio Investasi terhadap PDB pada 2023 Baru 6,8 Persen

RI Kesulitan Kejar Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Investasi harus dipacu sekencang-kencangnya jika Indonesia ingin mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen. Perekonomian nasional dapat tumbuh 6-7 persen apabila rasio investasi terhadap produk domestik bruto (PDB di atas 40 persen, sementara saat ini rasionya masih di bawah 10 persen alias single digit.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan apabila ekonomi Indonesia ingin tumbuh 6-7 persen, maka rasio investasi terhadap PDB harus mencapai 40,8 persen sampai 47,6 persen. "Jika Indonesia ingin tumbuh 6-7 persen, maka rasio investasi terhadap pertumbuhan PDB harus mencapai 40,8 persen sampai 47,6 persen," kata Ketua Umum Apindo, Shinta W Kamdani, dalam Rakerkonas Apindo, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (29/8).

Shinta menuturkan hal tersebut lantaran kondisi ekonomi makro Indonesia dan global saat ini menunjukkan bahwa Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia sebesar 6,8 yang meningkat dari periode 2016-2023. ICOR merupakan perbandingan antara pertumbuhan ekonomi dengan investasi yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan tersebut.

Dari ICOR tersebut berarti setiap 1 persen pertumbuhan PDB, maka Indonesia membutuhkan 6,8 persen kenaikan investasi. "Kondisi makro ekonomi menunjukkan ICOR sebesar 6,8 ini meningkat dari periode 2016-2023. Berarti ekonomi kita semakin tidak efisien," ujar Shinta.

Sebagai catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia 2023 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai 20.892,4 triliun rupiah. Di sisi lain, realisasi investasi sepanjang 2023 menurut data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencapai 1.418,9 triliun rupiah. Karena itu, rasio investasi terhadap PDB pada 2023 baru 6,79 persen.

Karena itu, Shinta menegaskan Indonesia harus berlari kencang dalam menjemput investasi yang tinggi melalui beberapa upaya meningkatkan produktivitas seperti dengan membangun infrastruktur. Selain itu, Indonesia juga perlu mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), memperbaiki tata kelola pemerintahan, sekaligus menarik penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Shinta optimistis target pertumbuhan ekonomi dengan rasio investasi ini akan tercapai seiring dengan adanya sinergi yang baik dan erat antara pemerintah serta dunia usaha. Menurutnya, kepemimpinan Presiden Indonesia yang baru bisa menjadi ruang luas bagi pelaku usaha untuk terlibat sebagai mitra dalam mengawal pemikiran dan pemerintahan termasuk dalam hal regulasi.

"Kita harus menjadi mitra dalam melanjutkan dan menyempurnakan kebijakan ekonomi demi perbaikan iklim usaha dan bisnis," katanya pula.

Target 2025

Sementara itu, Kementerian Investasi/BKPM menargetkan realisasi investasi pada 2025 mencapai 1.900-2.000 triliun rupiah atau naik sekitar 16 persen dari target 2024. Dalam acara Central Banking Services Festival 2024 yang digelar Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (28/8), Wakil Menteri Investasi, Yuliot Tanjung, mengatakan bahwa untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan melakukan konsolidasi terhadap berbagai kebijakan yang selama ini berjalan terpisah-pisah.

Menurut dia, terdapat empat pilar utama yang akan menjadi fokus pemerintah untuk dikonsolidasikan, yaitu kebijakan investasi, kebijakan industri, kebijakan keuangan, dan kebijakan perdagangan. Integrasi keempat pilar itu diharapkan dapat meningkatkan daya saing investasi.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top