PertaLife Insurance Bersiap Hadapi Era Baru Industri Asuransi di 2025
Direktur Utama PertaLife Insurance, Hanindio W. Hadi dalam forum Business Reflection & Stakeholders Gathering yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (18/12)
Foto: istimewaJAKARTA- PT Perta Life Insurance (PertaLife Insurance) memperkuat komitmennya menghadapi tantangan regulasi global yang terus berkembang dengan mendukung penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 117. Standar akuntansi baru itu akan membuat industri asuransi di Indonesia lebih transparansi dan relevan.
Komitmen tersebut menjadi sorotan utama dalam forum Business Reflection & Stakeholders Gathering yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (18/12).
Sebagai informasi, PSAK 117 adalah adaptasi dari standar internasional IFRS 17, menjadi tonggak penting dalam pengelolaan kontrak asuransi. Standar ini dirancang untuk meningkatkan transparansi, konsistensi, dan relevansi informasi bagi para pemangku kepentingan. Implementasi PSAK 117 juga membutuhkan kesiapan menyeluruh dari sisi operasional, sistem teknologi informasi, hingga modal perusahaan asuransi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyetujui penerapan standar itu yang akan berlaku penuh pada 2025.
Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero), Emma Sri Martini menegaskan bahwa menghadapi tantangan 2025 dan seterusnya, outlook-nya tidak akan semakin mudah, diharapkan PertaLife Insurance selalu waspada, antisipatif, dan forward-looking dalam mengelola perubahan global, industri, dan bisnis. Ketangkasan atau agility menjadi kunci utama untuk menghadapi dinamika global yang semakin kompleks.
“Saya mengapresiasi setinggi-tingginya atas kinerja direksi dan dewan komisaris PertaLife Insurance. Transformasi yang dilakukan dalam tiga tahun terakhir sangat luar biasa. Saya sering memantau perkembangannya dan menyaksikan bagaimana hasil transformasi ini membawa perubahan signifikan, terutama dari aspek keuangan dan operasional. Transformasi memang bukan proses yang mudah, dibutuhkan kepemimpinan yang kuat, komitmen dari seluruh pihak, dan dukungan penuh dari karyawan. Ini adalah perjalanan yang tidak boleh berhenti di satu titik, tetapi harus terus berlanjut agar perusahaan tetap sustainable,” kata Emma.
Lebih lanjut Emma menjelaskan bahwa PertaLife Insurance memiliki banyak potensi yang bisa digali, terutama dalam memanfaatkan ekosistem Pertamina Group. Ada peluang besar untuk melakukan cross-selling, digital marketing, dan efisiensi biaya. Dengan kolaborasi yang tepat, kita bisa mengoptimalkan captive market seperti Pertamina, Timah, dan grup BUMN lainnya.
Sementara itu Wakil Menteri Koperasi Republik Indonesia, Ferry Juliantono, turut memberikan pandangannya mengenai pentingnya kolaborasi antara koperasi dan sektor asuransi.
“Forum ini menjadi momentum penting bagi para pemangku kepentingan, khususnya di lingkungan Pertamina Group, untuk memperkuat sinergi menghadapi tantangan industri asuransi. Kami di Kementerian Koperasi mendorong seluruh perusahaan, termasuk BUMN, untuk mendukung pengembangan asuransi melalui koperasi masing-masing. Mari bersama-sama membangun ekosistem yang saling mendukung demi kesejahteraan anggota koperasi dan masyarakat luas,” kata Ferry.
Tata Kelola
Direktur Utama PertaLife Insurance, Hanindio W. Hadi, menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen untuk tidak hanya mematuhi standar baru itu, tetapi juga menjaga kepercayaan pemangku kepentingan melalui tata kelola yang baik, sumber daya manusia yang kompeten, serta produk dan layanan berkualitas tinggi.
“Sebagai bagian dari Grup Pertamina, PertaLife Insurance memastikan kesiapan dalam menghadapi perubahan regulasi yang semakin kompleks. Kami berkomitmen untuk terus memberikan yang terbaik bagi para pemangku kepentingan. Kepercayaan serta dukungan penuh yang diberikan oleh pemegang saham, mitra bisnis, dan seluruh pemangku kepentingan menjadi fondasi utama dalam menghadapi era baru industri asuransi pada 2025.” jelas Hanindio.
PertaLife Insurance jelas Hanindio telah melakukan transformasi menyeluruh sejak empat tahun terakhir melalui tiga pilar utama yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) dengan Pengembangan kompetensi SDM agar lebih adaptif dan professional, pembenahan produk dengan fokus pada pemasaran produk yang lebih profitable guna mendukung keberlanjutan bisnis, dan selanjutnya transformasi dalam Proses Bisnis yaitu pengembangan sistem dan prosedur yang lebih efektif dan efisien.
Hasilnya, kinerja perusahaan menunjukkan tren positif. Pada 2023, PertaLife Insurance mencatat laba bersih sebesar 96,14 miliar rupiah, meningkat 32,61 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian itu, menjadi pencapaian tertinggi dalam sejarah perusahaan.
Hanindio juga menjelaskan selain tiga pilar transformasi tersebut, PertaLife Insurance juga berkomitmen untuk memberikan yang terbaik kepada seluruh nasabah melalui 4 Lines of Defense.
Dari sisi manajemen saat ini semua Direksi dan Komisaris Utama yang berstatus sebagai pekerja Pertamina aktif, dari Satuan Pengawas Internal (SPI) Pertamina yang kapan pun bisa masuk melakukan audit, serta adanya Komite Pengawas yang terdiri dari Perwakilan SDM, Keuangan, dan Serikat Pekerja Pertamina yang kapan saja bisa memutuskan bentukan Komite Pengawas sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan Perusahaan.
Dengan Combine Of Defence tersebut akan menjadi jaminan pelayanan terbaik yang akan PertaLife Insurance berikan.
Melalui forum tersebut, PertaLife Insurance memastikan bahwa langkah strategis yang dijalankan sejalan dengan visi keberlanjutan dan terus berupaya memberikan solusi terbaik yang menghadirkan peace of mind bagi semua pihak, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan industri asuransi yang lebih baik di Indonesia.
Hadir sebagai narasumber talkshow tersebut; Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu, yang memaparkan langkah-langkah untuk meningkatkan transparansi dan kualitas informasi keuangan dalam industri asuransi.
Kemudian, Joko Suwaryo, Aktuaris PertaLife Insurance, menjelaskan peluang, tantangan, dan optimisme perusahaan dalam implementasi PSAK 117 serta potensi bisnis pada 2025. Narasumber lainnya, VP Investment PertaLife Insurance, Gilang Praditiyo, memberikan gambaran economic outlook 2024 dan 2025 Sementara itu, VP Industrial Relation & Compensation and Benefit PT Pertamina (Persero), Saikhu menjelaskan tentang sinergi One Pertamina dengan PertaLife Insurance yang sudah berjalan.
Termasuk pengelolaan berbagai program seperti Tabungan Pekerja, Asuransi Jiwa Mandiri Guna, serta Bantuan Pemakaman Pensiunan dan Pasangan. Pertamina akan terus commit untuk mendukung PertaLife Insurance, diharapkan dengan potensi demografi Pekerja Pertamina Group yang begitu besar tentu menjadi peluang bisnis yang luar biasa bagi PertaLife Insurance.
Corporate Communication PertaLife Insurance, Ratih Triutami Wijayanti menambahkan, diselenggarkannya forum ini juga diharapkan akan memberikan wawasan mendalam mengenai peluang, tantangan, dan optimisme implementasi PSAK 117 kepada para pemangku kepentingan, memperkuat sinergi dengan seluruh mitra strategis dalam memastikan keberlanjutan bisnis yang adaptif dan tangguh di tengah dinamika industri asuransi jiwa.
Berita Trending
- 1 Usut Tuntas, Kejari Maluku Tenggara Sita 37 Dokumen Dugaan Korupsi Dana Hibah
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dampak Proyek LRT, Transjakarta Menutup Sementara Pelayanan di Dua Halte Ini