Selasa, 24 Des 2024, 16:20 WIB

Remaja yang Viral “Wajarlah Manusia Bukan Nabi Boy” Buka Suara, Begini Kronologinya

Foto: Akun Instagram @pikology

Seorang remaja yang diinterogasi oleh warga terkait dugaan pencurian ponsel dan menjadi viral beberapa waktu lalu, kini buka suara dan ungkap kronologi awalnya.

Dalam klarifikasinya, remaja yang dikenal dengan sebutan "Si Boy" itu menjelaskan bahwa ia tidak sengaja mengambil ponsel yang tergeletak di bawah saat acara sedang berlangsung.

Ia mengaku tidak mendengar pengumuman terkait kehilangan ponsel, karena saat itu pintu gedung sudah tertutup dan acara masih berlangsung.

"Pas itu lagi ada acara, nggak sengaja joget, terus saya lihat HP di bawah. Sama saya diambil terus saya keluar. Semua pintu di gedung ditutup jadi saya nggak dengar ada pengumuman ada orang kehilangan HP," ungkap Si Boy dalam klarifikasinya, yang diunggah oleh akun Tiktok bernama @ilham_fadhilah104.

Namun, meski mengaku tidak berniat buruk, Si Boy mengakui kesalahannya karena tidak langsung mengembalikan ponsel yang ditemukan. Dalam video yang viral, ia terlihat malu saat ditanya siapa yang salah dalam kejadian tersebut, dan dengan tegas menjawab, "Saya (yang salah)."

Salah satu pengguna media sosial, @ilham_fadhilah104, yang berhasil merekam video klarifikasi Si Boy tersebut, menyebutkan bahwa remaja tersebut berasal dari Tasikmalaya dan berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran baginya untuk lebih baik ke depannya.

Meskipun kasus ini menimbulkan perdebatan, banyak netizen yang memberikan komentar beragam.

"Lebih baik jujur di awal, jadi kena gaplok kan," canda salah satu netizen di unggahan video tersebut.

Video viral tersebut menunjukkan seorang pemuda yang mengaku telah mengamankan ponsel milik orang lain tanpa niat untuk mencuri.

Kalimat yang diucapkan remaja pada videonya yang viral tersebut lantas menjadi meme di media sosial yang digunakan untuk menyindir tokoh publik yang terkena sanksi sosial.

Netizen langsung memanfaatkan video tersebut sebagai template untuk membuat parodi atau sindiran terhadap tokoh publik yang terlibat skandal, dengan menggunakan teknologi AI atau Deepfake.

Redaktur: Muhammad Ihsan Karim

Penulis: Muhammad Ihsan Karim

Tag Terkait:

Bagikan: