![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Proses Produksi Kemasan Makanan Berbahan Polistirena Aman dan Ramah Lingkungan
Foto:Polistirena merupakan bahan utama dari berbagai produk yang sudah sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya adalah untuk kemasan makanan.
Belakangan, banyak isu beredar di masyarakat mengenai kemasan makanan dari polistirena busa yang dipandang berbahaya bagi lingkungan karena bahan kandungannya.
Namun, ternyata hal tersebut tidaklah benar. Sudah saatnya masyarakat teredukasi dengan fakta ilmiah mengenai polistirena mulai dari dampak penggunaannya sebagai kemasan makanan, hingga dampak terhadap lingkungan.
Dari sisi produsen polistirena busa Indonesia, diberikan wawasan mendalam dari narasumber terpercaya tentang proses produksi kemasan makanan berbahan polistirena busa.
PT Kemasan Cipta Utama merupakan bagian dari grup tujuh perusahaan Kemasan Cipta
Group yang berdiri pada pertengahan 1995, dimana secara umum mereka bergerak di
bidang produksi kemasan polistirena busa yang dapat dikembangkan (biasanya disebut
Styrofoam) yang beroperasi di Pasuruan, Karawang, Makassar, dan Semarang.
Selain polistirena busa yang dapat dikembangkan yang biasanya digunakan untuk memproduksi cooler box dan kemasan elektronik, perusahaan ini juga telah mengembangkan lebih banyak diferensiasi produk dengan memproduksi Poly Ethylene Foam (PE Foam), Air Bubble Packaging, GPPS Food Containers, Polymer Mattress, dan produk turunan lainnya.
Menjadi spesialis dalam produk polistirena busa, selama beberapa tahun Kemasan Cipta
Group telah mengembangkan polistirena busa yang terbuat dari General Purpose
Polystyrene (GPPS) untuk wadah makanan seperti: kotak makan siang, nampan makanan,
dan barang-barang lainnya seperti piring dan mangkuk.
GPPS serta HIPS (High Impact Polystyrene) adalah bahan food grade dan aman jika terkena kontak dengan makanan.
Faktanya, ketika melihat proses produksi, GPPS Foam sama sekali tidak menghasilkan limbah apapun, sebab sisa bahan produksi dapat digunakan kembali 100 persen menjadi produk baru.
Hal ini membantah argumen yang beredar selama ini. Dosen ITB dan juga tenaga ahli dari LAPI ITB, Ir. Akhmad Zainal Abidin, M.Sc., Ph. D, beberapa waktu lalu menyampaikan pandangan yang sama mengenai GPPS Foam, ia mengatakan bahwa kemasan makanan dari plastik dan polistirena dapat didaur-ulang langsung menjadi aneka produk lainnya.
Untuk polistirena sendiri, produk tersebut dapat dipecah dan dijadikan kembali menjadi sebuah produk yang baru, disinilah letak "sustainability" dari polistirena.
Semua sampah polistirena dapat digunakan secara maksimal untuk menciptakan produk baru yang fungsional dan bernilai ekonomis. (ars)
Penulis: Arip, CS Koran Jakarta, Dika, Dimas Prasetyo, Dio, Fathrun, Gembong, Hamdan Maulana, Hayyitita, HRD, Ichsan Audit, Ikn, Josephine, Kelly, Khoirunnisa, Koran Jakarta, Leni, Lukman, Mahaga, Monic, Nikko Fe, Opik, Rabiatul Adawiyah, Rizky, Rohmad, Sujar, Tedy, User_test_2, Wahyu Winoto, Wawan, Zaky
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
- 5 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP