Rabu, 29 Jan 2025, 06:30 WIB

Presiden Afsel dan Rwanda Bahas Krisis di Kongo

Ilustrasi pasukan tempur Kongo.

Foto: ANTARA/Anadolu

Moskow - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan Presiden Rwanda Paul Kagame melalui percakapan telepon membahas eskalasi konflik di Republik Demokratik Kongo, di mana bentrokan antara pasukan pemerintah dan kelompok pemberontak masih berlangsung, kata kepresidenan Afrika Selatan, Selasa.

"Presiden Cyril Ramaphosa menelepon Presiden Rwanda Paul Kagame untuk membahas perkembangan terkini di RD Kongo Timur dan eskalasi pertempuran yang menewaskan pasukan penjaga perdamaian SAMIDRC," menurut pernyataan.

Kedua pemimpin menyepakati perlunya gencatan senjata dan dimulainya kembali perundingan damai oleh semua pihak bertikai.

Menurut Komunitas Pembangunan Afrika Selatan, selama akhir pekan misi SAMIDRC mereka di Kota Goma, Kongo timur diserang kelompok bersenjata M23 pada 22 Januari, yang dianggapnya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap gencatan senjata yang ditengahi Angola.

Pertemuan puncak RD Kongo dan Rwanda berlangsung di Angola pada Juli 2022 setelah pemberontak M23 meningkatkan pertempurannya di RD Kongo timur.

Pihaknya menuduh Rwanda telah mendukung pemberontak tersebut, namun Rwanda membantah telah menjalin hubungan dengan kelompok itu.

Kedua negara kerap saling tuding telah melakukan penembakan di wilayah perbatasan masing-masing.

Pada pertemuan puncak tersebut, Presiden RD Kongo Felix Tshisekedi dan Presiden Rwanda Paul Kagame sepakat untuk meredakan ketegangan.

Peta jalan yang disepakati kedua pemimpin tersebut meminta penghentian permusuhan dan penarikan segera serta tanpa syarat pasukan M23 dari posisi mereka di RD Kongo.

Namun, para militan M23 mengaku pihaknya tidak menganggap dirinya terikat dengan ketentuan-ketentuan dalam peta jalan tersebut.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: