![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Prabowo Siap Dikritik, Tapi Kritik yang Benar
Prabowo Subianto menyampaikan pidato saat perayaan HUT ke-17 Gerindra di Sentul Bogor, Sabtu.
Foto: AntaraJAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Gerindra sekaligus Presiden RI Prabowo Subianto menekankan pentingnya penyampaian kritik kepada pemerintah yang didasarkan pada kebenaran, bukan dendam.
"Kita harus mengerti, semua partai ada cita-cita yang sama, semua partai ingin berbuat yang terbaik bagi rakyat Indonesia," katanya saat berpidato dalam perayaan HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2).
Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa demokrasi yang dianut oleh Indonesia memiliki karakteristik yang khas dan tidak harus mengikuti standar yang ada di negara lain.
"Sejak awal dalam perjalanan ini, saya berpendapat bahwa demokrasi kita adalah demokrasi yang khas Indonesia," ujar Prabowo.
Ia juga menyinggung pandangan dari akademisi luar negeri yang kerap meremehkan konsep demokrasi Indonesia, menganggap bahwa model demokrasi luar negeri adalah yang paling benar.
Namun, ia menegaskan bahwa sistem yang cocok di negara lain belum tentu cocok bagi Indonesia.
Prabowo mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia harus menghindari permusuhan antarlawan politik. Banyak negara yang memiliki kekayaan alam luar biasa, namun gagal berkembang karena para elitenya tidak bisa bekerja sama, bahkan terjerumus dalam korupsi.
"Ada negara yang menganggap demokrasi bermusuhan, justru demokrasi kita tidak boleh bermusuhan dengan lawan-lawan politik," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menekankan bahwa dalam demokrasi, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar.
Pasca-Pemilu, kata Prabowo, pihak yang menang dan kalah harus tetap bersatu demi kepentingan bangsa. Tidak semua pihak harus masuk pemerintahan, tetapi mereka yang di luar tetap dianggap sebagai patriot bangsa.
"Bersatu tidak berarti semua masuk pemerintahan, kalau perlu, iya, kalau tidak juga tidak apa-apa. Dalam arti, mereka yang tidak masuk pemerintah, kita tetap anggap sebagai patriot-patriot bangsa," katanya.
Prabowo mengapresiasi peran para patriot bangsa dalam membantu pemerintah dengan mengoreksi, mengawasi, hingga kritik.
"Tapi kritiknya yang benar, jangan kritik berdasarkan dendam," katanya.
Prabowo bahkan mengutip pesan dari khotbah salat Jumat yang didengarnya baru-baru ini.
"Kemarin sembayang Jumat, khotibnya luar biasa di tempat saya, dikatakan bahwa Allah tidak suka sama yang cemburuan," katanya.
Berita Trending
- 1 Inter Milan Bidik Puncak Klasemen Serie A
- 2 Di Forum Dunia, Presiden Prabowo Akui Tingkat Korupsi Indonesia Mengkhawatirkan
- 3 Polda Kalimantan Tengah Proses Oknum Polisi dalam Kasus Penipuan Pangkalan Gas Elpiji
- 4 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
- 5 India Incar Kesepakatan Penjualan Misil dengan Filipina Tahun Ini
Berita Terkini
-
ToT, AS akan Bantu Merancang Reaktor Nuklir untuk India
-
Kemenperin: Yakin Saja, Penggunaan Energi Ramah Lingkungan Jauh Lebih Hemat dibanding Fosil
-
Laudato Si’ di Indonesia: Menelusuri Akar Masalah Kerusakan Lingkungan dan Dampaknya Bagi Para Pengungsi
-
Drone Berhulu Ledak Hantam Pelindung Radiasi PLTN Chernobyl, Ukraina Tuding Russia
-
Presiden Targetkan 6 Juta Siswa Sudah Terima Program MBG Akhir Juli 2025