![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Bulog Ditargetkan Serap Dua Juta Ton Beras Hingga April 2025
Kewajiban HPP gabah dari petani I Petani membawa padi saat panenan di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Kamis (13/2).
Foto: ANTARA/Mohammad AyudhaJakarta – Pemerintah menargetkan Perum Bulog untuk menyerap 2 juta ton beras dari dalam negeri hingga April 2025. Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan penyerapan gabah secara bertahap pada bulan Februari, Maret, dan April, sesuai dengan target yang telah ditentukan pemerintah untuk memastikan kestabilan stok beras.
"Ditargetkan Februari, Maret, April harus mampu menyerap di atas 2 juta ton (setara beras) secara bertahap di Februari, Maret, dan April (2025)," kata Zulhas di Jakarta, Kamis (13/2).
Seperti dikutip dari Antara, Zulhas menyampaikan hal itu seusai melakukan Rapat Koordinasi terbatas bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Wamen BUMN Kartiko Wirjoatmodjo, dan Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya.
Zulhas menjelaskan bahwa puncak musim panen raya akan terjadi pada Maret dan April, namun penyerapan gabah sudah harus dimulai sejak Februari untuk menghindari keterlambatan dan kekurangan pasokan.
"Ini memasuki musim panen raya. Puncaknya tentu nanti Maret dan April, tapi sudah mulai Februari," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah telah menetapkan harga Gabah Kering Panen (GKP) yang harus diterima oleh Perum Bulog, yaitu Rp6.500 per kilogram, untuk mendukung petani dan menjaga keseimbangan pasar beras di dalam negeri.
"Oleh karena tadi kita bicara mengenai perlu kesiapan Bulog untuk menyerap gabah dengan harga yang sudah disepakati, yang sudah diputuskan pemerintah yaitu Rp6.500 per kilogram," ucap Zulhas.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Novi Helmy Prasetya mengaku bahwa pihaknya siap melakukan penyerapan beras sesuai yang ditargetkan untuk mendukung pencapaian swasembada pangan pemerintah.
Dia menyampaikan bahwa Bulog siap mendukung pencapaian target penyerapan 2 hingga 3 juta ton setara beras yang telah ditetapkan pemerintah.
"Kami optimis, insya Allah tercapai apa yang kita harapkan. Targetnya 2 sampai dengan 3 juta ton setara beras lah sampai April. Kalau memang kita bisa 2 juta ton, bisa 2,5 juta ton, bisa cukup-cukup sampai 3 juta ton kan, alhamdulillah kita punya cadangan beras," kata Dirut Bulog.
Payung Hukum
Lebih lanjut, Zulhas menyatakan pemerintah akan segera menyusun instruksi presiden (inpres) terkait pengadaan hingga penyaluran beras bagi Perum Bulog.
"Bulog perlu payung hukum perlu inpres agar bisa melaksanakan tugas dengan baik. Tadi sudah disepakati, akan kita susun nanti inpres," ujar Zulhas.
Dia menyampaikan bahwa Perum Bulog memerlukan payung hukum berupa inpres agar dapat melaksanakan tugasnya dalam menyerap gabah dengan harga yang sudah disepakati pemerintah yakni Rp6.500 per kilogram untuk kesejahteraan petani dan kestabilan pasar beras.
Menurut Zulhas, inpres ini nantinya akan menjadi landasan hukum yang mengatur pembelian gabah oleh Perum Bulog dan penggilingan padi di seluruh Indonesia agar dapat mengikuti kebijakan harga yang ditetapkan pemerintah.
Inpres tersebut akan mengatur mengenai pengadaan gabah, pengolahan, dan penyaluran beras, yang harus berjalan secara efektif untuk mencapai target penyerapan gabah dengan harga yang sesuai ketentuan.
Berita Trending
- 1 Masih Jadi Misteri Besar, Kementerian Kebudayaan Dorong Riset Situs Gunung Padang di Cianjur
- 2 Cap Go Meh representasi nilai kebudayaan yang beragam di Bengkayang
- 3 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
- 4 Kemenperin Minta Aparat Beri Kepastian Hukum Investasi di Indonesia
- 5 Inflasi Rendah Belum Tentu Hasilkan Pertumbuhan Berkualitas