Potret Gentrifikasi Pariwisata, Ketimpangan dan Eksploitasi di Kawasan Konservasi
Pemandangan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dari dalam tenda wisatawan.
Kita perlu kritis dalam melihat apakah kegiatan pariwisata mengarah ke industri yang berlebihan dan berpotensi merusak alam di sekitarnya.
Tidak hanya soal ancaman terhadap alam, kita juga perlu mengawal dampak sosialnya. Meski dianggap sebagai sumber pertumbuhan baru, pembangunan pariwisata sering kali menimbulkan kesenjangan sosial dengan masyarakat lokal. Pariwisata juga cenderung hanya bisa diakses oleh masyarakat menengah ke atas. Padahal, menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, berwisata adalah hak setiap orang.
Untuk menekan dampak gentrifikasi pariwisata, pemerintah harus memperkuat regulasi agar sektor ini tidak hanya dinikmati oleh pebisnis besar. Pemerintah dapat membatasi kepemilikan aset properti pariwisata dan memperkuat pengawasan untuk mencegah eksploitasi berlebihan atas nama pariwisata.
Pemerintah harus bisa menjamin bahwa pembangunan pariwisata harus bisa melibatkan dan menyejahterakan warga lokal, serta menjunjung konservasi agar keadilan sosial dan kelestarian alam dapat terwujud.
Dwiyanti Kusumaningrum, Researcher, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya