Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Potret Gentrifikasi Pariwisata, Ketimpangan dan Eksploitasi di Kawasan Konservasi

Foto : The Conversation/Shutterstock/Mumemories

Pemandangan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dari dalam tenda wisatawan.

A   A   A   Pengaturan Font

Dengan Google Maps dan peta interaktif dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), saya mencoba mengidentifikasi fasilitas pariwisata yang bersinggungan dengan kawasan konservasi seperti taman nasional, taman wisata alam (TWA), hutan lindung, dan kategori kawasan hutan lainnya.

Selain itu, saya juga membatasi pencarian akomodasi dengan tarif Rp. 800ribu - 25 juta per malam. Asumsinya, mahalnya tarif menunjukkan orientasi profit dan siapa saja yang bisa menjadi turis di destinasi tersebut, yakni masyarakat kelas menengah ke atas.

Dari hasil penelusuran, saya menemukan sekitar 69,8% dari total 232 fasilitas pariwisata tersebut berada di kawasan konservasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Misalnya, beberapa amenitas ada yang beroperasi di dalam taman nasional, seperti di kawasan Tangkahan, Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh-Sumatra Utara, dan kawasan Menjangan di Taman Nasional Bali Barat.

Kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Gili Trawangan-Gili Meno-Gili Air atau Gili Tramena bahkan memiliki ratusan amenitas dengan tarif di atas Rp1 juta.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top