Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Politik yang Membutakan

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Kita masih bisa menentukan pilihan sesuai dengan hati nurani. Hati nurani yang berisi nilai-nilai kemajuan bangsa atas landasan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Jadi, bukan sekadar pidato Pancasila, tanpa makna, Malahan, faktanya justru mengerdilkannya. Kita masih punya kesempatan untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa berdaulat yang memajukan kepentingan umum dan kemanusiaan di atas politik identitas.

Pudarnya nilai-nilai etis yang sudah dirasakan kini, cukuplah menjadi tamparan telak bahwa keberlangsungan bangsa harus dipertahankan dengan caracara yang etis pula. Etika dan hukum ditegakkan tanpa tebang pilih. Semua dilakukan dengan satu tujuan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat yang semakin memudar terhadap kebaikan politik.

Pilihlah pemimpin yang beriman secara otentik. Mereka yang beriman sebagai sumber inspirasi batin bagi kehidupan nyata. Hindari yang beriman hanya simbol lahirilah yang menjelma dalam ritus dan upacara. Jadi, iman tidak terkait dengan tata kehidupan. Akibatnya, dia tidak menjiwai kehidupan publik. Saatnya rakyat memilih pemimpin dengan visi kebangsaan dan kepancasilaan yang jelas. Bukan pemimpin yang sekadar pandai pidato tentang Pancasila, tapi tak mengamalkannya dalam kehidupan nyata.

Akal sehat rakyat sangat menentukan nasib masa depan bangsa. Perubahan Indonesia masa depan ditentukan pada pemimpin yang menjunjung tinggi spirit arête (Yunani kuno: kehebatan/keunggulan). Pemimpin seperti ini bisa mengombinasikan keberanian, kebajikan, dan kemampuan dalam tata kelola pemerintahan untuk melayani rakyat secara sikap jujur.

Baca Juga :
Piutang BLBI

Mereka jujur dalam berkekuasaan dan mampu membawa ke gerbang perubahan sesungguhnya. Dia menjadi seorang pemimpin yang sanggup berempati dan bertindak secara nyata. Bangsa membutuhkan pemimpin yang tulus mengabdi untuk kesejahteraan rakyat. Pemimpin harus betulbetul memperhatikan nasib masa depan bangsa, bukan nasib dirinya sendiri. Penulis Seorang Rohaniwan

Komentar

Komentar
()

Top