Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa di Masa Pandemi
Susana pembelajaran tatap muka (PTM) dengan menerapkan protokol kesehatan di SMP Negeri 3 Medan, Teladan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara, Senin (11/10/2021). Pembelajaran tatap muka untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Medan perdana dimulai hari ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, membatasi jumlah siswa maximal 10 orang dan sudah menerima vaksin COVID-19.
Foto: ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/focSudah banyak cerita tentang nasib guru yang mengenaskan. Penyanyi balada Iwan Fals pernah menciptakan lagu tentang nasib guru yang berjudul "Guru Oemar Bakrie". Lagu tersebut berkisah tentang nasib guru pegawai negeri yang sudah mengabdi selama 40 tahun tetapi gajinya dikebiri. Padahal Guru Oemar Bakrie sudah banyak menciptakan orang-orang penting, mulai dari dokter, insinyur, hingga menteri.
Memang tidak semuanya nasib guru seperti Guru Oemar Bakrie, tetapi itulah gambaran umumnya. Ada yang sedikit lebih baik, tetapi banyak sekali yang nasibnya lebih mengenaskan.
Guru Oemar Bakrie yang pegawai negeri masih lumayan nasibnya. Setiap bulan menerima gaji sesuai golongan kepangkatannya. Bahkan tiap tahun pun menerima Tunjangan Hari raya (THR), sama seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS) lainnya.
Namun tidak demikian dengan Guru Honorer. Gajinya di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Kebanyakan mereka mengajar di daerah terpencil dengan fasilitas dan infrastruktur yang sangat minim. Ruang kelas pun apa adanya, bahkan banyak yang kurang layak sebagai tempat untuk kegiatan belajar mengajar.
Jumlah mereka banyak. Sampai dengan 2020 ada hampir satu juta guru honorer di Indonesia. Namun sayang penyebarannya tidak merata. Ada daerah yang kekurangan guru, namun beberapa wilayah di Indonesia kelebihan jumlah guru.
Nasib guru, terutama guru honorer yang sudah mengabdi mencerdaskan anak-anak Indonesia dengan gaji apa adanya, banyak diperbincangkan setiap tahun pada peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh setiap tanggal 25 November.
Ketua DPR RI Puan Maharani misalnya, meminta pemerintah memperhatikan nasib guru honorer, khususnya para guru yang telah lama mengabdi agar kesejahteraannya dapat terpenuhi. Ia mengapresiasi pemerintah yang sudah memberikan afirmasi (nilai tambahan) terhadap guru honorer yang mengikuti seleksi aparatur sipil negara (ASN) sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Semoga saja afirmasi tersebut makin ditambah agar pengangkatan para guru honorer yang sudah lama mengabdi bisa dipercepat. Pemerintah harus semakin mempermudah seleksi untuk guru honorer yang telah lama mendedikasikan dirinya untuk mendidik Indonesia.
Tambahan afirmasi dalam seleksi PPPK merupakan bentuk penghargaan negara terhadap dedikasi guru honorer karena kesejahteraan guru-guru honorer terbilang masih sangat kecil. Kita sudah sering mendengar bagaimana perjuangan guru-guru honorer, khususnya di daerah pelosok negeri, yang gajinya bahkan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.
Pengabdian guru sudah tidak diragukan lagi. Gaji yang kecil dan fasiltas yang minim bukan halangan bagi mereka untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahkan di masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 2 tahun ini, guru tetap berkomitmen mendidik dan mencerdaskan generasi penerus bangsa. Mereka tetap mengajar walau tidak bertatap muka. Mereka tidak menyerah memastikan anak didiknya mendapat pendidikan terbaik di tengah pandemi.
Guru memang pahlawan tanpa tanda jasa, sekalipun di tengah pandemi. Selamat Hari Guru.
Redaktur: Koran Jakarta
Penulis: Koran Jakarta
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 2 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final
- 5 Terapkan SDGs, Perusahaan Ini Konsisten Wujudkan Sustainability Action Plan
Berita Terkini
- Bazma Pertamina dan SP Persada IV Salurkan Zakat Modal Usaha untuk Peserta Pelatihan di Semarang
- Irwan Hidayat Berbagi Wawasan dalam Konferensi Internasional Stikes Telogorejo Semarang
- Mengumpulkan Pakaian Yang Sudah Tidak Terpakai Melalui BNI Empathy Dropbox
- Ada Apa Tiba-tiba Kapal Perang Indonesia Ini Tinggalkan Markas di Surabaya Siap Berlayar ke Lebanon
- Pemerintah Diminta Hati-hati Pindahkan Napi ke Negara Lain