Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kualitas Udara I Beban Jakarta Harus Dikurangi dengan Memperbanyak Transportasi Publik

Picu Berbagai Penyakit, Polusi Udara di Jakarta Semakin Mengkhawatirkan

Foto : ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA

POLUSI UDARA, WARGA JAKARTA GUNAKAN MASKER LAGI I Sejumlah warga mengenakan masker lagi saat berada di Stasiun KA Manggarai, Jakarta, belum lama ini. Pemerintah mengimbau warga yang beraktivitas di DKI Jakarta untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan karena polusi udara yang sangat buruk.

A   A   A   Pengaturan Font

"Kalau terus dibiarkan, ini akan mengakibatkan biaya kesehatan yang lebih tinggi bagi individu maupun sistem perawatan kesehatan secara keseluruhan," kata Aditya.

Polusi juga pasti menurunkan produktivitas pekerja. Sebab peningkatan penyakit yang terkait dengan polusi bisa menyebabkan absensi pekerja yang lebih tinggi dan kinerja yang menurun. Hal ini akan berdampak negatif pada ekonomi, baik melalui penurunan produksi maupun peningkatan biaya tenaga kerja. Pada gilirannya pertumbuhan ekonomi juga akan turun.

Penerapan ERP

Maka menurut Aditya sudah seharusnya pemerintah baik Pemda DKI dan pemerintah pusat mengambil tindakan cepat untuk mengurangi polusi udara dengan mempercepat pensiun dini PLTU Batubara dan transportasi publik yang efisien dan menggantikan sumber energi dengan yang lebih bersih.

"Mulai pertimbangkan juga penerapan Electronic Road Pricing (ERP) di Jakarta yang agresif. Dengan membebankan biaya tambahan pada kendaraan yang melintasi wilayah padat lalu lintas atau pada jam-jam sibuk, ERP mendorong pengguna jalan untuk mencari alternatif transportasi atau waktu perjalanan yang lebih baik. Ini akan mengurangi kemacetan, memperbaiki mobilitas kota, dan mempersingkat waktu perjalanan, yang pada gilirannya akan menguntungkan ekonomi kota," papar Aditya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Muhamad Ma'rup, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top