Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gangguan Produksi I Petani Sudah Melakukan Berbagai Upaya, tapi Tetap Sulit Atasi Hama

Petani Ngawi Resah, Hama Tikus Merusak Ratusan Hektare Sawah

Foto : ISTIMEWA

Petani Desa Dero, Kecamatan Beringin, Ngawi melakukan upaya “Gropyokan” untuk membasmi hama tikus yang telah menyerang Desa Dero, Kecamatan Bringin, Ngawi, Jawa Timur, sejak tiga tahun lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Meskipun dianggap paling efektif, tapi setrum ini juga banyak kendalanya. Tidak praktis karena harus ditungguin dari malam sampai pagi. Petani tidak punya waktu hingga akhirnya banyak yang dimatikan jam 9 malam. Tapi tikus instingnya kuat, mereka langsung datang. Tikus juga cepat merespons dengan menghindari penggunaan racun makanan yang ditebarkan oleh petani. Obat ada yang kontak, makan langsung mati dan sistemik, induknya makan obat ulegan, nanti anak-anaknya menyusui lalu mati.

Tapi tikus lebih pintar, mereka bisa belajar, akhirnya tidak mau makan obatnya. "Banyak juga cara-cara lain yang akhirnya 'diakali' oleh tikus, dironda pakai senapan angin, begitu lihat sinar senter, langsung lari masuk lobang. Ada yang sawahnya memasang jaring, mereka 'ngerong' (menggali terowongan) atau 'dikerikiti' (digigit)," katanya. Sedangkan penggunaan musuh alami tikus yakni burung hantu seperti yang sering disosialisasikan, tidak banyak menekan jumlah populasi tikus.

"Burung hantu kurang efektif karena hanya makan sedikit tikus, padahal jumlahya tikus ribuan, dan juga ada burung yang sampai kena jebakan setrum," kata Sukardi. "Ular musuh tikus, tapi sejak petani banyak memakai bahan kimia, ekosistem terganggu, ular jadi jarang muncul," tambahnya. Bahkan, langkah pengasapan menggunakan ramuan belerang "lirang" atau juga disebut "ngubus" yang awalnya efektif, mulai dikenali oleh tikus dan hewan ini dapat menghindarinya.

"Jika terkena lirang, tikus keluar dari lubang dan matanya tikus kabur terus mati. Tapi sekarang ada yang pintar, membuat tameng di lobanganya sehingga asap tidak bisa tembus. "Meskipun diasap lirang, seminggu kemudian tikus sudah banyak muncul karena satu ekor anaknya bisa 10, dan itu terus berkembang biak," jelas Sukardi.

Perlunya Perencanaan
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top