Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gangguan Produksi I Petani Sudah Melakukan Berbagai Upaya, tapi Tetap Sulit Atasi Hama

Petani Ngawi Resah, Hama Tikus Merusak Ratusan Hektare Sawah

Foto : ISTIMEWA

Petani Desa Dero, Kecamatan Beringin, Ngawi melakukan upaya “Gropyokan” untuk membasmi hama tikus yang telah menyerang Desa Dero, Kecamatan Bringin, Ngawi, Jawa Timur, sejak tiga tahun lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Menurutnya, berbagai upaya telah dilakukan oleh para petani Desa Dero yang total lahannya mencapai sekitar 150 hektare, tapi serbuan tikus seolah tetap datang tanpa henti. "Wereng sudah terkendali asal rajin memantau dan semprot (insektisida) seminggu sekali, bisa diatasi. Tapi tikus ini yang parah, bahkan petani yang pakai setrum pun, tetap kesulitan, karena tikus tetap saja menemukan cara untuk masuk ke sawah," ungkap Sukardi barubaru ini.

Ia menjelaskan hama tikus telah menyerang petani desa yang letaknya dekat dengan Waduk Pondok sejak tiga tahun lalu. Berbeda dengan wereng yang biasanya dijumpai setelah umur tanaman mencapai 30 hari, tikus menyerang sawah mereka sejak awal musim tanam. Dia memperkirakan lebih dari 50 persen sawah di Desa Dero terdampak oleh keganasan hewan pengerat itu. "Kalau wereng bisa diprediksi kapan kita mulai menyemprot.

Tapi tikus lebih ngeri karena tebang habis, baru tanam pagi, malamnya langsung rusak semua," ujarnya. "Kalau dulu hasil per hektare biasanya 10 ton, sekarang dengan berbagai hama yang ada hanya 5,5 ton. Hasilnya tidak cukup untuk ditabung, langsung habis karena biaya produksi kami macam- macam," tuturnya. "Meskipun di sini tidak ada pengijon, tetap saja petani harus utang ke bank, sisanya sedikit sekali," kata Sukardi. Dia menjelaskan tikus sawah menyerang tanaman padi dengan cara memotong atau mencabut tanaman yang baru ditanam.

"Serangan ditandai kerusakan tanaman di tengah petak. Kerusakan ini akan meluas ke pinggir dan menyisakan beberapa baris padi di pinggir petak," katanya. Menurutnya, tikus sangat sensitif terhadap kehadiran manusia sehingga jarang ditemukan di sekitar permukiman.

Tikus biasanya bersembunyi dan menggali lubang di dekat saluran irigasi utama. "Mereka beraksi malam hari dengan aktivitas tinggi menjelang senja dan subuh," ujarnya. Para petani, lanjutnya, sudah melakukan berbagai upaya untuk mengusir dan memberantas hewan itu, namun gelombang serbuan tikus seolah datang tanpa henti. "Ada yang pakai obat tikus, gropyokan, malam ronda pakai senapan angin, burung hantu, sampai listrik, tetap saja datang," tuturnya, sambil memberi catatan bahwa penggunaan cara setrum tahun ini di desa tetangga telah memakan korban satu orang tewas.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top