Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Berkelanjutan - Ada Delapan Kegiatan Inti Pengurangan Emisi di Sektor Pertanian

Pertanian Rendah Karbon Dipacu

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Implementasi sistem pertanian ramah lingkungan atau low carbon menghadapi sejumlah tantangan, terutama mendorong petani beralih dari pupuk kimiawi ke organik.

JAKARTA - Pemerintah mendorong pertanian rendah emisi karbon atau low carbon guna mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Sebab, aktivitas pertanian tak terkendali dapat menjadi penyumbang cukup besar efek gas rumah kaca (GRK) yang memicu pemanasan global.

Sebagai catatan, sektor pertanian di Indonesia selama ini melepaskan emisi GRK ke atmosfer, seperti metana (CH4), nitrogen dioksida (NO2) dan juga karbon dioksida (CO2). Ketiga emisi GRK tersebut dihasilkan dari kegiatan pertanian, seperti pemupukan, budi daya padi, pembakaran biomassa, dan penggunaan pupuk urea.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi, mengatakan pembangunan pertanian harus memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan ekologi/ lingkungan. Karena itu, Kementan menjalankan program pertanian green economy dan ramah lingkungan, penurunan efek rumah kaca, integrasi pangan, dan ternak terpadu.

"Pembangunan pertanian harus dengan cara-cara modern yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim dan berbagai tantangan," tegas Suwandi dalam webinar pertanian rendah karbon, di Jakarta, Selasa (18/1).

Suwandi berharap Kementan dapat bersinergi dengan semua pihak untuk memberikan pemahaman dan mengimplementasikan berbagai kegiatan pertanian yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca beserta penanganannya berupa konsep ramah lingkungan dan low carbon.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top