Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
GAGASAN

Persulit Bangun Tempat Ibadah Intoleransi Paling Parah

Foto : KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

Bahkan alasannya sering dicari-cari untuk mempersulit pembangunan tempat ibadah kaum minoritas Padahal, beribadah merupakan kewajiban bagi umat beragama yang dijamin undang-undang. Sedangkan menikmati hiburan sering berlangsung gaduh dan liar. Juga tidak jarang muncul kasus perkelahian dan penyalahgunaan narkoba.

Bahkan tempat hiburan tidak jarang mendorong orang untuk berlaku maksiat, sehingga jatuh ke dalam dosa. Membandingkan tempat hiburan dengan tempat ibadah, agaknya cukup relevan sebagai sebuah kritik terhadap sikap umat mayoritas yang suka mempersulit umat minoritas. Dalam hal ini, peraturan mengenai pembangunan tempat hiburan telah lama bersifat elastis.

Misalnya, semula cuma warung atau kafe biasa. Lama-lama lalu berubah menjadi tempat hiburan di mana pengunjung tidak hanya datang untuk makan dan minum, tapi juga berdansa, berjudi, atau bahkan mungkin pesta miras, narkoba, dan seks. Dalam praktiknya, banyak tempat hiburan yang tidak berizin.

Bahkan cenderung dibiarkan berkembang menjadi tempat segala kemaksiatan yang sangat rentan merusak moral masyarakat sekitarnya karena dibekingi oknum penguasa setempat. Dengan demikian, jika peraturan mendirikan tempat hiburan selalu bersifat elastis, maka peraturan mendirikan tempat ibadah harus juga bersifat elastis.

Seharusnya, pemerintah bisa membina masyarakat untuk membangun sikap toleran terhadap pembangunan tempat ibadah. Sebab tidak akan muncul tempat ibadah, kecuali untuk menjalankan perintah agama yang dapat mendukung pembangunan moral dan etika kehidupan berbangsa dan bernegara. Sikap toleran sangat penting karena faktanya hampir semua perkampungan dihuni warga dengan agama yang berbeda-beda atau ditinggali masyarakat plural.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top