Keberpihakan kepada Petani
Petani mengoperasikan mesin pemotong padi saat panen raya petani milenial di areal persawahan Desa Gembongan, Banyusari, Karawang, Jawa Barat, Senin (15/11/2021). Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersinergi dengan Bank BJB menyediakan akses permodalan petani milenial berupa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui skema kemitraan guna mengembangkan wirausaha muda pertanian di Jawa Barat.
Foto: ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/focSebutan Indonesia sebagai negara agraris karena banyak warganya yang menggantungkan hidupnya dari pertanian, dikhawatirkan akan luntur. Bagaimana tidak, sektor pertanian kurang mendapat perhatian pemerintah.
Kehidupan petani jauh dari sejahtera. Hal ini terlihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang tidak beranjak dari angka 100, yang artinya pendapatan yang diperoleh hampir sama dengan pengeluarannya. Bahkan beberapa kali NTP di bawah angka 100 yang menunjukkan bahwa pendapatannya dari bercocok tanam lebih rendah dari yang ia keluarkan. Bagaimana generasi penerus mau melanjutkan pekerjaan orang tuanya jika berprofesi sebagai petani tidak bisa dijadikan sandaran hidup.
Kondisi ini jika tidak segera disikapi pemerintah, akan memaksa petani mengalihfungsikan atau menjual lahannya untuk usaha lain seperti perumahan dan industri. Pemerintah tidak bisa melarang, toh itu tanah miliknya. Semakin banyak yang jual lahan, dampaknya lebih luas, produksi pangan nasional akan turun.
Bukan hanya NTP yang rendah, upah buruh tani juga sangat rendah. BPS mencatat, meski ada sedikit kanaikan namun kenaikan tersebut habis tergerus inflasi sehingga upah riil menjadi turun.
Oktober lalu, upah nominal harian buruh tani naik tipis sebesar 0,08 persen menjadi 57.009 rupiah dibanding bulan sebelumnya sebesar 56.962 rupiah. Kenaikan upah buruh tani sebesar 0,08 persen habis tergerus dengan laju inflasi pada bulan yang sama sebesar 0,10 persen sehingga upah riilnya turun.
Karena itu tidak mengherankan jika jumlah petani Indonesia dari tahun ke tahun terus menurun mengingat rendahnya pendapatan mereka yang bekerja di sektor pertanian, baik sebagai petani maupun buruh tani.
Data Badan Pusat Statistik pada 2020 mencatat petani Indonesia berjumlah 33,4 juta orang. Jumlah tersebut turun jika dibanding jumlah petani pada 2019 yang mencapai 34,58 juta orang. Dan jauh lebih rendah lagi dibanding 2018 yang jumlahnya tercatat 35,70 juta orang.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, Indonesia bisa mengalami krisis petani mengingat petani yang masih aktif saat ini sudah berusia lanjut, sudah mendekati usia kurang produktif.
Ajakan Presiden Joko Widodo kepada kalangan muda untuk tidak malu menggeluti profesi petani harus ditindaklanjuti. Jangan hanya berhenti sampai imbauan saja tetapi harus mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Perlu ada keberpihakan terhadap petani. Perlu ada distribusi kesejahteraan secara nasional, mulai dari kebijakan makro soal pangan sampai data mikro soal potensi dan tantangan desa. Kebijakan harus dirumuskan berdasarkan realitas di lapangan mulai dari peta bentang alam di desa hingga bentang hidup masyarakat desa agar potensinya bisa dioptimalkan.
Dan yang paling penting, pemerintah harus mengurangi impor pangan, terutama untuk pangan yang penggantinya bisa dihasilkan di Indonesia oleh petani Indonesia. Impor mi instan misalnya, harus segera dihentikan karena negara pengekspor pasti akan mementingkan kebutuhan dalam negeri jika terjadi kelangkaan pangan. Belum lagi biasanya impor pangan dilakukan ketika petani Indonesia sedang panen, akibatnya harga menjadi jatuh.
Redaktur: Koran Jakarta
Penulis: Koran Jakarta
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 2 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 3 Natal Membangun Persaudaraan
- 4 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- 5 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
Berita Terkini
- Kesetaraan Gender di Sektor Hankam Hasilkan Perdamaian Baik
- Pemakzulan Presiden Yoon Picu Kekhawatiran Atas Kesiapan Militer Korsel Hadapi Ancaman Korut
- Pernah Satu Klub, Shin Tae-yong Bercerita Kedekatannya dengan Pelatih Timnas Vietnam
- Semoga Perdamaian Segera Terwujud, UNICEF Desak Perlindungan Anak-anak dari Pertumpahan Darah di Gaza
- Jonatan Tersingkir, Tidak Ada Wakil Indonesia di Final WTF 2024