![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Permintaan Hewan Kurban di Jabar Naik 15 Persen
Pemeriksa Hewan Kurban - Penjabat Gubernur Jabar, M Iriawan (kiri) bersalaman dengan tim pemeriksa hewan kurban dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar, di halaman Gedung Pakuan, Bandung, Selasa (14/8).
Foto: Koran Jakarta / teguh raharjoBANDUNG - Permintaan hewan kurban di wilayah Jawa Barat (Jabar) tahun ini diprediksi naik sebesar 15 persen. Untuk memenuhi permintaan tersebut, ketersediaan hewan kurban di Jabar tahun ini disiapkan sebanyak 600 ribu ekor.
"Tahun lalu, sebanyak 236 ribu ekor, sapi dan domba yang dipotong untuk kurban, tahun ini naik 15 persen. Tapi kami siapkan 600 ribu ekor. Jadi ketersediaan sangat aman," kata Penjabat Gubernur Jabar, M Iriawan, saat pelepasan tim pemeriksa hewan di Bandung, Selasa (14/8).
Menurut Iriawan, sebanyak 1.911 orang tim pemeriksa hewan kurban, mulai hari ini dilepas untuk memeriksa hewan-hewan kurban yang dijual masayarakat, baik di pinggir jalan ataupun di sentra peternakan domba dan sapi. Ini dilakukan untuk memastikan hewan dan daging kurban yang didistribusikan ke masyarakat terbebas dari penyakit menular, seperti antraks dan telah sesuai dengan syariat Islam.
Sebanyak 1.911 anggota tim pemeriksa tersebut, tambah Iriawan, belum termasuk 1.320 tenaga yang telah mengikuti pelatihan tata cara pemotongan hewan kurban dan sosialisasi pemilihan hewan baik dari anggota DKM maupun masyarakat secara mandiri.
Perpindahan Hewan
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar, Dewi Sartika, mengatakan permintaan terhadap hewan kurban yang sangat tinggi menjelang Idul Adha ini menyebabkan arus lalu lintas atau perpindahan hewan dari satu daerah ke daerah lain pun relatif tinggi. Hal ini memungkinkan adanya ancaman penyakit antraks pada arus tersebut karena kumpulan ternak dalam satu lokasi.
"Sapi relatif banyak didatangkan dari Jateng dan Jatim. Artinya, ada pergerakan hewan kurban antardaerah yang akan membawa risiko munculnya penyakit menular atau antraks, namun antisipasi antraks selalu kami lakukan, salah satunya vaksinasi," jelasnya.
Tahun 2008 lalu, di Jabar pernah ditemukan adanya penyakit antraks yaitu di Kota Bogor, Bekasi, dan Depok serta Kabupaten Purwakarta, Karawang, Subang, Bogor, dan Bekasi. Namun, sejak saat itu hingga sekarang belum ditemukan lagi kemunculan penyakit tersebut.
Pemeriksaan hewan kurban di tingkat kabupaten dan kota telah dilaksanakan sejak H-15 hingga hari H. Sedangkan sosialisasi dan bimbingan teknis atau pelatihan pemotongan hewan kurban telah dilaksanakan sejak H-30. "Hewan kurban yang telah kami periksa cirinya telah memiliki kalung bertanda sehat," jelasnya.
tgh/N-3
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
- 5 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP