Perlu Penyuluhan Soal Penyakit Menular
Pakar kesehatan sekaligus Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Foto: ANTARA/HO-Dokumentasi PribadiJAKARTA - Dinas Kesehatan Jakarta diminta meningkatkan penyuluhan tentang penyakit menular saat musim hujan. Salah satunya demam berdarah dengue (DBD). “Penyuluhan dapat dilakukan guna mengantisipasi munculnya kasus baru penyakit-penyakit menular seiring masuknya musim hujan,” jelas ahli kesehatan, Prof Tjandra Yoga Aditama, MInggu (10/11).
Dia mengungkapkan bahwa musim hujan biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti, penular penyakit demam dengue. Tjandra mengingatkan saat musim hujan, biasanya banyak sampah, kaleng bekas, ban bekas, serta tempat-tempat tertentu terisi air. Ini menjadi genangan yang akhirnya menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Maka, masyarakat harus diingatkan kembali tentang gerakan 3M yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.
Selain DBD, penyakit menular yang berpotensi muncul adalah diare. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu.
Sedangkan saat banjir, kata Tjandra, sumber-sumber air minum dari sumur dangkal banyak tercemar. Di samping itu, saat banjir ada kemungkinan terjadi pengungsian dengan fasilitas dan sarana serbaterbatas, termasuk ketersediaan air bersih.
Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 itu menambahkan, penyakit lainnya juga dapat muncul saat hujan seperti leptospirosis. Penyakit ini disebabkan bakteri leptospira yang ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus.
Saat musim hujan terutama bila terjadi banjir, tikus-tikus bakal keluar dari liang-liang untuk menyelamatkan diri. Mereka lalu berkeliaran di sekitar manusia. Kotoran serta air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.
Seseorang yang mempunyai luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur kotoran atau kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, dia berpotensi terinfeksi. Tjandra meneruskan, potensi peningkatan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di musim hujan. Lalu penyakit kulit baik berupa infeksi, alergi, atau bentuk lain juga bisa muncul. Bahkan juga bisa hadir tifoid, penyakit terkait saluran cerna.
“Selain penyuluhan, Dinas Kesehatan juga harus mengidentifikasi daerah-daerah Jakarta yang rentan peningkatan berbagai penyakit menular saat musim hujan,” tandas Tjandra. Setiap Puskesmas kelurahan, kata Tjandra, harus mengidentifikasi kelompok masyarakat rentan, termasuk lansia.
Selain itu, Dinkes harus siap memobilisasi kader-kader kesehatan tiap kelurahan dan RW. Mereka memastikan pelayanan kesehatan Jakarta selalu siap.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Gerak Cepat, Gulkarmat Kerahkan 75 Personel Padamkan Rumah yang Terbakar di Kampung Bahari
- Beijing Kecam Tindakan Pemerintah AS yang Batasi Visa Pejabat Hong Kong
- Mengagetkan Cawagub DKI Suswono Tidak Bisa Mencoblos di Pilkada Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya
- Waspada yang Akan Bepergian, Hujan Ringan hingga Deras Disertai Petir Mengguyur Indonesia Pada Sabtu
- Rute baru Kereta Cepat Whoosh