![Perhatian ke Petambak Rendah](https://koran-jakarta.com/images/article/phpuljg2u_resized.jpg)
Perhatian ke Petambak Rendah
![Perhatian ke Petambak Rendah](https://koran-jakarta.com/images/article/phpuljg2u_resized.jpg)
Momentum Perbaikan
Peneliti dari lembaga Destructive FishingWatch (DFW)-Indonesia, Subhan Usman, memprediksi kelangkaan garam tidak akan berlangsung lama, menyusul akan terjadinya panen garam di beberapa wilayah yang merupukan sentra produksi. Subhan meminta pemerintah menjadikan persoalan sekarang sebagai momentum memperbaiki arah kebijakannya di sektor garam, termasuk mengatasi keterbatasan lahan bagi petani, kualitas yang buruk serta penurunan produksi.
Sementara itu, Deputi Sekjen FITRA, Apung Widadi, mengkhawatirkan impor garam sebanyak 75 ribu ton hanya menjadi bancakan rente politik bisnis pangan. Pasalnya, penunjukan PT Garam untuk mengimpor juga masih belum tepat, mengingat baru-baru ini direktur utama perusahaan tersebut terlibat skandal terkait impor garam.
Menurutnya, mestinya PT Garam diaudit terlebih dahulu dan dinilai kemampuannya untuk mengimpor garam sebanyak 75 ribu ton, bukannya langsung ditunjuk. Lebih lanjut, Apung menjelaskan gejolak garam ini semestinya sudah diprediksi jauh-jauh hari.
"Karenanya, sejak saat itu pula sudah banyak kebijakan terkait pemberdayaan petani garam yang digulirkan, termasuk melibatkan teknologi, bukan justru terus menyalahkan cuaca," tegasnya. ers/E-10
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya