Rupiah Masih Tertekan Awal Pekan Ini
Foto: ISTIMEWAJAKARTA — Sentimen eksternal, terutama arab kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, diperkirakan masih dominan mempengaruhi pelemahan rupiah.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan tren pelemahan rupiah masih akan berlanjut pada pekan ini, imbas perkasanya dollar AS. Penguatan dollar AS didorong oleh sikap agresif The Fed terhadap suku bunga hingga 2025 dan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi serta kinerja ekonomi yang kuat di bawah pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump.
Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (30/12), bakal bergerak fluktuatif namun akan ditutup melemah di kisaran 16.220-16.300 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan, Jumat (27/12) sore, ditutup melemah 45 poin atau 0,28 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.235 rupiah per dollar AS.
Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi penguatan dollar AS setelah data klaim pengangguran AS sedikit lebih kuat dari perkiraan.
“Rupiah diperkirakan berkonsolidasi di tengah ‘mood’ liburan dengan potensi melemah terbatas terhadap dollar AS setelah data pekerjaan AS, klaim pengangguran, sedikit lebih kuat dari perkiraan,” ujar Lukman Leong di Jakarta.
Tercatat, klaim pengangguran AS mencapai 219 ribu dari perkiraan 224 ribu. Data ini juga lebih rendah dari angka sebelumnya yang sebesar 220 ribu.