Perdagangan Tulang Punggung Jakarta Pusat
Peresmian Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) Terintegrasi oleh Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo bersama Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Pusat, Eddie Wahyudi di Gedung KPP Madya Jakarta, Jalan M.I. Ridwan Rais Nomor 5A-7, Jakarta Pusat, Jumat (19/7).
Strategi mencapai target melalui Pengawasan Pembayaran Masa dan Pengujian Kepatuhan Material.
JAKARTA - Meski memiliki wilayah dengan banyak hotel, pemasukan utama pajak Jakarta Pusat ternyata ditopang dari sektor perdagangan. Evaluasi ini datang dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jakarta Pusat.
"Kontribusi penerimaan pajak Jakarta Pusat utamanya dari sektor perdagangan sebanyak 33,6 persen," kata Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Kanwil DJP Jakpus, Agustinus Dicky Haryadi, di Jakarta, Senin.
Kontribusi penerimaan pajak selanjutnya dari sektor Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib sebanyak 13,4 persen. Lalu, jasa keuangan dan asuransi 8,5 persen. Adapun strategi mencapai target, dengan Pengawasan Pembayaran Masa (PPM) dan Pengujian Kepatuhan Material (PKM).
"Jakarta tetap menjadi pusat aktivitas bisnis dan ekonomi. Penerimaan pajak lebih ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi serta faktor-faktor pendukungnya," ujar Agustinus. Lebih jauh Agustinus menjelaskan, perkembangan penerimaan Kanwil DJP Jakpus sampai 30 Juni mencapai 46,74 triliun rupiah. Pencapaian ini identik 45 persen dari target internal DJP.
Adapun realisasi restitusi sebesar 11,44 triliun. Angka ini tumbuh lebih dari 28 persen tahun ke tahun (yoy). Lalu, kinerja penerimaan neto ditopang oleh penerimaan PPM sebesar 44,96 triliun. Ini berkontribusi 96,19 persen dari total penerimaan dengan capaian 47,98 persen dari target.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya