Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 02 Sep 2022, 08:58 WIB

Per 1 September, Harga BBM Nonsubsidi Turun

Foto: istimewa

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi mulai 1 September 2022. Hal itu dilakukan di tengah rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.

Harga BBM nonsubsidi yang turun meliputi jenis Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex dengan rerata penurunan pada masing masing di kisaran 2.000 rupiah per liter. Sebelum turun, harga BBM nonsubsidi pada Agustus lalu sempat naik.

Jika dirincikan penurunannya, harga BBM Pertamax Turbo (RON 98) turun dari semula 17.900 menjadi 15.900 rupiah per liter. Untuk BBM mesin diesel, Dexlite turun menjadi 17.100 rupiah dari semula 17.800 turun per liter, sementara Pertamina Dex turun menjadi 17.400 rupiah dari semula 18.900 per liter. Besaran penurunan harga berbeda disetiap wilayah seperti di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur hingga Papua.

Dikutip dari laman resmi Pertamina disebutkan perusahaan plat merah itu melakukan penyesuaian harga BBM Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

Secara terpisa, DPR RI meminta agar pemerintah fokus mengendalikan inflasi. Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir menegaskan, harusnya Pemerintah meringankan beban rakyat, caranya mengendalikan harga BBM untuk rakyat. Dengan kata lain, memberikan tambahan subsidi BBM untuk rakyat miskin sebesar 11,2 triliun rupiah," tandas Hafisz.

Pemerintah, katanya, harus berani melakukan terobosan untuk menekan inflasi. Setidaknya harga pangan bisa terkontrol dan tidak melambung tinggi.

Diserukan Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR ini, pemerintah mestinya fokus pada pembenahan sektor pangan. Ini dipandang lebih konkret ketimbang menaikkan harga BBM. "Fokus kepada ketahanan pangan karena dunia akan mengarah ke sana pasti. Jangan belok-belok bicara pensiunan menjadi beban negara, itu menyakitkan orang tua kita semua," keluhnya.

Banyak Opsi

Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan banyak opsi lain yang bisa diambil pemerintah untuk menghemat anggaran. Dia berpendapat kenaikan BBM secara makro akan mengakibatkan inflasi.

Suryadi mengatakan BBM ini dibutuhkan untuk trasportasi, sehingga biaya mobilitas barang, jasa, dan orang akan meningkat.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.