Penyintas Penyakit Jantung Perlu Lakukan Pemeriksaan Secara Mandiri
Pembicara dan peserta acara Omron Healthcare Indonesia berfoto. Acara yang berlangsung di Jakarta pada hari Selasa (12/11), mengajak para penyintas penyakit jantung untuk melakukan pemeriksaan pemeriksaan rutin tekanan darah, EKG
Foto: istimewaJAKARTA - Penyakit kardiovaskular (termasuk jantung dan stroke) menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian global, dengan sekitar 17,9 juta orang meninggal setiap tahunnya. WHO memperkirakan jumlah ini akan mencapai 24,2 juta pada 2030, atau sekitar 32,5 persen dari total penyebab kematian. Sementara data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5 persen.
Pada 2023, terjadi peningkatan jumlah pembiayaan untuk penyakit katastropik yang mencapai 34,8 triliun rupiah, di mana penyakit kardiovaskular (jantung dan stroke) menjadi penyakit dengan pembiayaan terbesar, yakni 22,8 triliun rupiah, dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dengan tingginya jumlah kasus dan beban biaya, kesadaran akan kesehatan jantung sangat penting, salah satunya melalui pemantauan kesehatan jantung secara mandiri.
Direktur Medis RS Jantung Jakarta. dr. Sapto Harry Kriswanto, MARS, menjelaskan, penyakit jantung adalah kondisi yang memengaruhi fungsi jantung dan aliran darah ke seluruh tubuh. Masalah ini erat dengan gangguan kardiovaskuler pada sistem peredaran darah baik arteri, vena, dan kapiler.
“Komplikasi penyakit ini mencakup serangan jantung, gagal jantung, dan stroke, terutama jika tidak ditangani dengan tepat,” ujar Direktur Medis RS Jantung Jakarta. dr. Sapto Harry Kriswanto, MARS, dalam acara Omron Healthcare Indonesia di Jakarta pada hari Selasa (12/11).
Direktur Omron Healthcare Indonesia, Tomoaki Watanabe, menyatakan, pemantauan kesehatan jantung secara mandiri, termasuk pemeriksaan rutin tekanan darah, EKG, dan deteksi deteksi atrial fibrillation (AFib). merupakan langkah penting dalam mencegah penyakit kardiovaskular, terutama dengan tingginya jumlah kasus dan beban biaya pengobatan. Pengukuran ini tidak hanya memberi wawasan kepada individu mengenai kondisi kesehatan mereka, tetapi juga menyediakan data yang berharga bagi dokter untuk membuat keputusan pengobatan dan pencegahan yang lebih tepat.
“Omron melalui produk inovatifnya, berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan jantung di Indonesia, membantu lebih banyak orang memantau kesehatan mereka dengan mudah dan akurat, sejalan dengan visi kami untuk menciptakan kehidupan yang lebih sehat, bebas dari risiko stroke dan penyakit jantung,” ujar dia.
Meskipun penyakit jantung mungkin tidak bisa sembuh total, gejalanya dapat dikendalikan dan risiko komplikasinya dapat berkurang dengan pengobatan yang tepat serta gaya hidup sehat. Pasien
penyakit jantung dapat menjadi penyintas ketika merasakan perbaikan, seperti berkurangnya rasa nyeri, napas lebih lega, dan tidak merasa kelelahan berlebihan setelah aktivitas lebih dari 30 menit.
Selain mengonsumsi obat yang diresepkan dokter dan menjalani gaya hidup sehat, para penyintas juga harus memantau kesehatan jantung mereka melalui pemeriksaan rutin, termasuk tekanan darah (mempertahankan di level normal tidak lebih dari 120/80 mmHg) dan pembacaan EKG.
“Dukungan bagi para penyintas, seperti akses mudah ke perangkat kesehatan yang akurat, sangat penting untuk menjaga kestabilan kesehatan jantung mereka. Memahami dan menerapkan pola hidup sehat sangat penting bagi para penyintas penyakit jantung,” tegas Watanabe.
Olahraga teratur, konsumsi makanan bergizi, tidak merokok, istirahat cukup, dan mengelola stress dengan bijak harus menjadi kebiasaan para penyintas. Selain itu, pemeriksaan rutin terhadap tekanan darah, EKG, dan Afib merupakan langkah sederhana namun efektif untuk mendeteksi risiko lebih dini dan mencegah komplikasi serius.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Kardiovaskular RS Jantung Jakarta/Jakarta Heart Center Dr. dr. Todung D.A Silalahi, Sp.PD-KKV, FINASIM, FICA, FAPSIC, FACC, FSCAI, menekankan pentingnya pemeriksaan berkala dan pemantauan mandiri bagi penyintas penyakit jantung. Memantau kondisi kesehatan secara rutin, terutama dengan perangkat kesehatan di rumah, sangat dianjurkan untuk membantu menjaga kondisi jantung tetap stabil.
“Pemeriksaan secara mandiri lebih praktis bagi pasien, karena ketika data dibagikan langsung ke dokter, mereka dapat melakukan penyesuaian rencana perawatan dengan lebih tepat, sehingga manajemen kesehatan jantung menjadi lebih konsisten dan efektif,” jelasnya.
Omron Complete hadir sebagai solusi praktis bagi masyarakat yang ingin melakukan pemantauan kesehatan jantung di rumah. Dengan fungsi ganda, perangkat ini dapat digunakan oleh individu maupun keluarga untuk memantau tekanan darah dan detak jantung, sehingga memberi rasa aman dan kemudahan dalam pemantauan kesehatan.
Perangkat Omron Complete menggabungkan fungsi pemantauan tekanan darah dan Elektrokardiogram (EKG). Selain mendeteksi hipertensi, perangkat ini juga mampu mengenali gejala Atrial Fibrillation (AFib), kelainan irama jantung tidak teratur yang dapat meningkatkan risiko stroke, serta aritmia, gangguan irama jantung yang dapat memengaruhi cara jantung memompa darah.
AFib sering disebut silent killer karena gejalanya sering tidak disadari hingga terjadi stroke, menekankan pentingnya kesadaran dan pemantauan proaktif. Kondisi ini meningkatkan risiko stroke pada penderita AFib hingga lima kali lipat dibandingkan mereka yang memiliki irama jantung normal.
Dengan desain yang ringkas dan fitur yang mudah digunakan, Omron Complete sangat praktis digunakan, bahkan oleh kalangan non-medis.
Penyintas serangan jantung dapat memanfaatkan fungsi pengukur tekanan darah untuk memastikan agar tekanan darah ideal dan kesehatan jantung mereka tetap terjaga. Para anggota keluarga para penyintas juga dapat memanfaatkan fungsi alat ukur tekanan darah dan EKG dari perangkat ini agar terhindar dari penyakit jantung.
Marketing Manager Omron Healthcare Indonesia Fanny Himawan menjelaskan, perangkat Omron Complete dirancang untuk memberi kemudahan dalam pemantauan kesehatan dengan konektivitas ke aplikasi Omron Connect. Data yang tersimpan di aplikasi memudahkan pengguna untuk memantau kondisi kesehatan secara rutin, dan membagikannya dengan dokter secara real- time.
“Langkah ini memberi kemudahan dan kenyamanan, serta mendukung dokter untuk membuat keputusan yang lebih tepat dalam pengelolaan kesehatan jantung mereka,” ungkapnya,
Konektivitas antara alat ukur tekanan darah dengan aplikasi penyimpan data memudahkan penyintas, keluarga atau perawat, dan juga tenaga medis dalam mendapatkan gambaran terkait hasil ukur, sehingga memudahkan penanganan.
Omron Complete memberi data yang mendetil, namun pengguna tetap perlu berkonsultasi dengan dokter guna memahami kondisi mereka secara komprehensif, terutama jika merasakan ketidaknyamanan. Penyintas serangan jantung dapat memanfaatkan fungsi pengukuran tekanan darah dan EKG untuk memastikan tekanan darah tetap berada pada level ideal dan menjaga kesehatan jantung mereka.
“Anggota keluarga penyintas juga dapat menggunakan fungsi pengukuran tekanan darah dan EKG dari perangkat ini untuk memantau irama jantung sebagai Langkah pencegahan dini, khususnya jika terdeteksi gejala Afib,” kata Fanny.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Sensasi “Menyengat” di Pemandian Air Panas Soka
- Wisata Taman Laut 17 Pulau Destinasi Alternatif Pulau Komodo
- Gerak Cepat, Gulkarmat Kerahkan 75 Personel Padamkan Rumah yang Terbakar di Kampung Bahari
- Beijing Kecam Tindakan Pemerintah AS yang Batasi Visa Pejabat Hong Kong
- Mengagetkan Cawagub DKI Suswono Tidak Bisa Mencoblos di Pilkada Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya