Pengiriman PMI Jakarta secara Layak Sebenarnya Strategis

JAKARTA - Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Jakarta atau dari daerah lain ke luar negeri secara layak sebenarnya bermakna cukup strategis. Penegasan ini disampaikan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Provinsi DKI Jakarta, Mei Ling, Rabu (4/10).

Dia mengatakan PMI jika ditempatkan secara layak akan semakin bersemangat ikut menggerakkan roda perekonomian Tanah Air. PMI akan menciptakan lapangan pekerjaan baru sekembali ke Indonesia. Kepada wartawan di Jakarta Utara, Mei Ling mengatakan akan berupaya memastikan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) yang dikeluarkan untuk pemberangkatan PMIberjalan efektif dan efisien.

"Saya melihat pemberangkatan PMI secara layak merupakan satu program bagus. Ini membuktikan bahwa negara hadir untuk rakyatnya," kata Mei Ling. Dia mengatakan ini usai menyaksikan pemberangkatan PMI ke Korea Selatan dan Jerman di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Mei menuturkan sebagian penghasilan PMI tentu dikirimkan ke dalam negeri. Nanti dana tersebut meningkatkan kesejahteraan keluarganya. "Ketika keluarga PMI bisa naik taraf hidupnya, akan mampu berbelanja. Dengan begitu, perekonomian bergerak. Bahkan bisa memiliki modal usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan," lanjut Mei Ling.

Dukungan fiskal dari APBN maupun APBD akan terus diupayakan guna memberi kontribusi nyata kepada masyarakat. Manfaatnya, juga diharapkan dapat dirasakan langsung warga.

Melalui Seleksi

Kepala Badan Pelindungan PMI (BP2MI), Benny Rhamdani, mengatakan dari sejumlah PMI yang diberangkatkan dari Jakarta ke Jerman dan Korea, terdapat para perawat. Mereka berkompeten dalam bidang kesehatan dan telah menyelesaikan berbagai seleksi.

PMI ini orang-orang berpendidikan. Mereka terampil berbahasa dan kompeten. Bahkan ada sertifikasi. "Yang jelas, PMI adalah pejuang keluarga serta pahlawan devisa yang patut diapresiasi," kata Benny. Maka jika negara berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, BP2MI pun berkomitmen melayani secara cepat dan murah.

Tidak ada lagi biaya yang dipungut BP2MI selama masa persiapan keberangkatan (preliminary), menginap di hotel bintang empat di Jakarta selama dua malam. Saat kembali ke Tanah Air pun disediakan jalur cepat (fast track) khusus saat pemeriksaan imigrasi di delapan bandara internasional Indonesia. Ada juga ruang tunggu VVIP secara gratis.

"Kalau dulu PMI banyak telantar, pulang jadi bancakan, sekarang sudah tidak boleh lagi. Saya bermimpi melepas PMI seperti negara melepas kontingen Olimpiade. Kemudian, menyambutnya sebagaimana orang penting negara ini," kata Benny.

Lebih jauh, Benny menyebutkan penempatan kerja seperti G to G seperti ini harus digelorakan agar mimpi anak-anak muda yang ingin bekerja ke luar negeri menjadi kenyataan. Benny juga memastikan pelindungan dan keselamatan seluruh PMI selama berada di negara penempatan. Mereka berada di bawah tanggung jawab pemerintah Indonesia sepanjang pemberangkatan secara resmi.

Oleh karena itu, mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah itu mengimbau kepada seluruh PMI yang diberangkatkan secara resmi untuk melaporkan kepada perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara penempatan. Dengan begitu mereka terdata, sehingga bila mendapat perlakuan tidak nyaman dari perusahaan dapat diselesaikan.

Data BP2MI menyebutkan terdapat 105 PMI yang diberangkatkan ke Korea Selatan lewat program G to G. Sebanyak 101 PMI bekerja di sektor manufaktur dan empat di sektor perikanan. PMI pria sebanyak 102 dan hanya tiga perempuan. Sembilan perawat ke Jerman, terdiri tujuh perempuan dan dua laki-laki. Mereka digaji 40 juta sampai 45 juta rupiah.