Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Proses Legislasi

Pengesahan RUU PPRT Akan Tekan Kasus Perdagangan Orang

Foto : Koran Jakarta/Muhamad Marup

Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan Pekerja dan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Priyadi Santoso, dalam Media Talk Kemen PPPA, di Jakarta, Jumat (17/3).

A   A   A   Pengaturan Font

Pengesahan RUU PPRT dinilai akan mampu menekan tindak pidana perdagangan orang karena selama ini pekerja rumah tangga lebih memilih ke luar negeri daripada di dalam negeri.

JAKARTA - Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan Pekerja dan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Priyadi Santoso, mengatakan pengesahan Rancangan Undang-undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) bisa menekan kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Selama ini, pekerja rumah tangga di Indonesia kerap memilih bekerja ke luar negeri karena lebih terjamin.

"Ini bisa mengurangi tindak pidana perdagangan orang. Selama ini pekerja di sektor rumah tangga akhirnya memilih ke luar negeri karena di Indonesia sendiri tidak terlindungi dengan baik. Kalau hak-haknya terpenuhi seperti cuti haid, cuti melahirkan, pengupahan terjamin, tidak perlu harus sampai pergi ke luar negeri karena terjamin," ujar Priyadi dalam Media Talk Kemen PPPA di Jakarta, Jumat (17/3).

Dia mengatakan, ketika Indonesia menuntut perlindungan bagi warga negara yang bekerja sebagai PRT di luar negeri, pihak luar negeri kerap beralasan Indonesia sendiri belum memiliki instrumen hukum perlindungan PRT. Adanya UU sangat penting untuk memperkuat peraturan-peraturan yang sudah ada selama ini.

Priyadi menambahkan, sampai saat ini pemerintah belum menerima draft dari DPR. Jika sudah, pemerintah akan bisa memberi masukan termasuk kaitannya dengan mencegah dan menangani TPPO. "Jika sudah ada akan ada penunjukan lima menteri. Salah satunya kemungkinan kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak," jelasnya.


Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top