Pendidikan Online Pilihan Terbaik di Era Digital
Profesor di Fakultas Pendidikan Seattle Pacific University (SPU), David Wicks, dalam acara Visiting Professor Universitas Krida Wacana (Ukrida), di Jakarta, Sabtu (3/12).
Foto: istimewaJAKARTA - Professor di Fakultas Pendidikan Seattle Pacific University (SPU), David Wicks, menyebut pendidikan online menjadi pilihan terbaik di era digital. Pendidikan online juga bisa berkontribusi terhadap pendidikan onsite dan inperson (tatap muka).
"Semula pendidikan memang mengacu kepada pendidikan tatap muka, akan tetapi berkat kemajuan teknologi saat ini membuat pendidikan secara online menjadi pilihan yang bisa dikatakan terbaik," ujar David, dalam program Visiting Professor Universitas Krida Wacana (Ukrida), di Jakarta, Sabtu (3/12).
Dia menyebut, tentang tiga model hybrid learning yang dapat dilakukan melalui Artificial Intelligent (AI), salah satunya adalah dengan Telepresence Robot. Robot ini berfungsi untuk menghadirkan pengajar secara virtual, walaupun demikian para peserta belajar tetap berinteraksi sehingga merasa seolah-olah pengajar berada di tengah-tengah mereka.
"Akan tetapi, Artificial Intelligent hanya difungsikan sebagai alat bantu pengajar, karena bagaimanapun juga pengajaran manusia tidak sepenuhnya dapat digantikan oleh AI," jelasnya.
Konsep Pembelajaran
David menuturkan, ada beberapa konsep pembelajaran online. Pertama, menggunakan CoI Framework berlandaskan pada filosofi kolaboratif-konstruktivis, yang menitikberatkan proses menciptakan pengalaman belajar secara mendalam dan bermakna.
"Konsep ini mengembangkan tiga elemen (kehadiran) yang saling terkait, yakni kehadiran sosial, kognitif, dan pengajaran," katanya.
Kedua, konsep QUEST Model yaitu model belajar yang dapat diterapkan untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran. Konsep ini menggunakan strategi mengajukan pertanyaan yang menarik sesuai minatnya, serta memahami topik melalui pencarian data dan membagikan sumbernya.
Dia menambahkan, dalam proses belajar dan memecahkan masalah, mahasiswa juga bekerja sama satu sama lain untuk saling mengajar. Selanjutnya mahasiswa mencari solusi untuk pertanyaan yang diajukan dan mengajarkan hasil belajar mereka kepada orang lain melalui media blog atau sosial media.
"Konsep QUEST merupakan singkatan dari Question, Understand, Educate, Solution, dan Teach," terangnya.
Ketiga, konsep resilient pedagogy yang mencakup nilai-nilai ketahanan dalam desain pembelajaran. Pengajar dan mahasiswa dituntut memiliki kemampuan menghadapi, beradaptasi, dan bertahan, dalam situasi yang sulit.
"Tiga prinsip penting dalam resilient pedagogy adalah extensibility, flexibility, dan redundancy," tandasnya.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia