Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pemutihan karang karena pemanasan air laut dapat merusak ekosistem terumbu karang. Untuk mencegahnya kenaikan suhu, peneliti mencerahkan awan dengan partikel garam untuk memantulkan sinar matahari.

Pencerahan Awan Dapat Dinginkan Air Laut

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut perkiraan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) jika suhu bisa dipertahankan hingga 1,5 derajat Celsius sampai 2050, suhu air laut akan tetap naik hingga 2 derajat Celcius pada akhir abad ini.
Kenaikan suhu air laut tersebut dapat berdampak pada pemutihan karang (coral bleaching). Saat air menghangat, karang mengeluarkan ganggang yang hidup di jaringannya dan menjadi putih. Pemutihan karang tidak hanya berdampak negatif bagi berkurangnya spesies karang tetapi juga menurunkan populasi dan spesies ikan, dan berdampak pada kehidupan sosial ekonomi.
Salah satu wilayah yang terancam oleh pemutihan karang adalah wilayah Great Barrier Reef di Negara Bagian Queensland, Australia. Untuk mencegahnya para ilmuwan melakukan uji coba peralatan yang dapat mendinginkan suhu air laut.
Eksperimen tersebut menggunakan turbin yang dimodifikasi dengan 100 nozzle bertekanan tinggi yang dipasang di atas kapal tongkang. Nozel yang menyemprot seperti mesin jet menerbangkan triliunan partikel kristal garam laut berukuran nano ke udara.
Secara teori, partikel kristal garam kecil dapat bercampur dengan awan berketinggian rendah. Awan yang bercampur kristal garam warnanya menjadi lebih putih cerah. Warna awan ini diharapkan dapat memantulkan sinar matahari dari permukaan laut.
Ilmuwan dari Southern Cross University yang memimpin proyek tersebut, Daniel Harrison, mengatakan bahwa uji coba itu tidak dirancang untuk menguji efektivitas pencerah awan (cloud-brightening), tapi mencoba menguji keberhasilan pengiriman partikel kristal garam ke awan.
"Kami masih harus mencari tahu bagaimana awan akan bereaksi," ujar dia kepada The Guardian beberapa waktu lalu.
Dalam pengujian dilakukan antara 25 dan 28 Maret 2020, Harrison dan tim kecil peneliti dari universitas dan Institut Ilmu Kelautan Sydney, University of Sydney dan Queensland University of Technology secara bersama melakukan percobaan di samping terumbu karang Broadhurst di lepas pantai Townsville di Queensland.
Sebuah kapal terpisah 5 kilometer jauhnya membawa peralatan pemodelan atmosfer mampu mendeteksi kabut yang diciptakan oleh alat prototipe. "Eksperimen di masa depan akan mengukur apakah partikel garam bisa mencerahkan awan," kata Harrison.
Ia mengatakan teknologi tersebut, telah disetujui untuk percobaan oleh otoritas Great Barrier Reef Marine Park dan diklaim menjanjikan karena relatif murah dalam pengoperasian. Selain itu skalanya dapat ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
"Alam melakukan sebagian besar pekerjaan untuk Anda," kata dia. "Alat ini membuat kristal garam berukuran nano menyemprot sebanyak ratusan triliun per detik. Mereka masuk ke awan dan menumbuhkan tetesan awan yang memantulkan lebih banyak sinar matahari," lanjut dia.
Teknik penyemprotan kristal garam ke awan tergolong murah dilakukan karena sebagian besar awan terbentuk di atas lautan. Selanjutnya sekitar 99 persen partikel yang dibuat oleh nozzle berukuran kecil untuk dilihat dapat dideteksi oleh peralatan pengukur atmosfer di kapal yang menyertainya.
"Kami pikir kami mungkin hanya dapat mendeteksinya beberapa kilometer melawan arah angin, tetapi kami mendeteksinya hingga 5 kilometer melawan arah angin," kata Harrison.

Perlu Pengurangan Emisi
Meski uji coba tidak diatur untuk mendeteksi perubahan kecerahan awan yang terkena kristal garam, teorinya mengatakan, partikel garam akan bercampur hingga ketinggian awan tingkat rendah sekitar 800 meter ke atas.
Dalam percobaan kristal garam akan tetap berada di udara dalam waktu satu atau dua hari. Harrison merencanakan meningkatkan skala percobaan dengan menggunakan turbin yang lebih banyak dan lebih besar sehingga keluaran (output)-nya bisa mencapai sekitar 10 kali lebih besar, agar bisa mencakup area seluas ratusan kilometer persegi.
Dalam empat tahun, kata Harrison, proyek tersebut diharapkan dapat membuat awan menjadi cerah. Namun keberhasilan proyek itu tergantung tindakan pengurangan emisi gas rumah kaca. Ketika suhu air laut meningkat, teknik pencerahan awan menjadi tidak efektif melindungi karang dari pemutihan massal.
Harrison mengungkapkan, usaha memulihkan terumbu karang dari pemutihan dengan menghambat pemanasan air laut dilakukan bukan hanya dengan pendekatan cloud-brightening. Masih ada 43 konsep lain yang didanai di bawah program penelitian dan pengembangan yang didukung pemerintah senilai 150 juta dollar AS. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top