India Genjot Kerja Sama Pertahanan dengan Asia Tenggara
PM India, Narendra Modi, saat menyambut kedatangan Presiden RI, Prabowo Subianto (kiri) di Hyderabad House, New Delhi, pada 25 Januari lalu. Pada Kamis (6/2) dilaporkan bahwa India saat ini tengah menggenjot laju kerja sama pertahanan dengan Asia tenggara
Foto: AFP/Money SHARMANEW DELHI – India saat ini tengah menggenjot laju kerja sama pertahanan dengan Asia tenggara, sebuah kawasan yang makin dipandang penting dari sudut pandang pertahanan dan keamanan, dengan mulai dari menawarkan persenjataan kepada Indonesia hingga menjajaki produksi pertahanan bersama dengan Thailand dan Malaysia.
Hal ini sejalan dengan ambisi India yang semakin meningkat akhir-akhir ini untuk mendongkrak pengaruhnya di luar lingkungan terdekatnya di Asia selatan dan memperluas jejak globalnya.
Para analis mencatat bahwa India melihat peluang dalam meningkatkan kehadirannya melalui hubungan pertahanan dan keamanan di kawasan tempat Tiongkok telah memiliki pengaruh ekonomi dan strategis yang besar.
Karena takut akan gangguan pada pasokan pertahanan dari Russia, banyak negara Asia tenggara juga berupaya mendiversifikasi impor pertahanan mereka.
India sendiri tengah dalam pembicaraan lanjutan untuk menjual misil BrahMos dalam kesepakatan bernilai jutaan dollar kepada Vietnam dan Indonesia. BrahMos adalah misil jelajah supersonik yang dapat menyerang target berbasis laut atau darat, yang merupakan hasil kerja sama antara India dan Russia.
“Untuk memperkuat kerja sama kita di sektor pertahanan, kami telah memutuskan untuk bekerja sama di bidang manufaktur pertahanan dan rantai pasokan,” kata Perdana Menteri India, Narendra Modi, usai pembicaraan dengan Presiden Prabowo Subianto pada 25 Januari lalu, seraya menyebut Indonesia sebagai mitra penting di kawasan Asean dan Indo-Pasifik.
India juga menjajaki produksi pertahanan dengan negara lain, termasuk Thailand dan Malaysia. Pada Dialog Keamanan India-Malaysia pertama pada 7 Januari, kedua negara sepakat untuk menjajaki kolaborasi industri pertahanan, yang dapat mencakup berbagai peralatan pertahanan dan kemampuan manufaktur.
Sebelumnya, pada 12 Desember, selama dialog pertahanan, India dan Thailand sepakat untuk berkolaborasi dalam produksi perangkat keras militer.
Meskipun detailnya belum dibahas secara rinci dan kesepakatan pertahanan belum disepakati, Profesor Harsh V Pant, wakil presiden bidang studi dan kebijakan luar negeri di Observer Research Foundation, lembaga pemikir yang berpusat di New Delhi, pada Kamis (6/2) lalu mencatat bahwa peluang sedang terbuka bagi India mengingat iklim ketidakpastian global.
"Dalam beberapa hal, mengingat Asia tenggara dan dunia sedang melalui fase persaingan dan persaingan AS-Tiongkok yang semakin ketat, India dengan caranya sendiri menghadirkan alternatif yang tidak terlalu kontroversial. Sebagai mitra pertahanan, India merupakan pilihan yang masuk akal dan nyaman bagi banyak negara," kata Pant.
Ia pun menambahkan bahwa kerja sama pertahanan dan keamanan adalah bidang yang dapat didorong India di Asia tenggara dalam iklim saat ini. "India, tentu saja ingin muncul sebagai jangkar penting dalam jaringan pertahanan di Asia tenggara. India ingin tetap relevan dalam geografi tempat jejak Tiongkok sangat besar. Ini adalah salah satu cara untuk melakukannya," imbuh Pant.
Seimbangkan Hubungan
Kerja sama pertahanan India dengan Asia tenggara sendiri bukanlah hal yang sepenuhnya baru, dengan hubungan di beberapa negara lebih maju dibandingkan yang lain. Misalnya, India memiliki hubungan pertahanan jangka panjang dengan Singapura, dengan kerja sama yang mencakup latihan militer dan pelatihan pasukan di India.
Pada tahun 2022, industri pertahanan India yang sedang berkembang mendapat dorongan dengan penjualan misil BrahMos ke Filipina dalam kesepakatan senilai 375 juta dollar AS.
Namun seberapa cepat India dapat meningkatkan hubungan pertahanan dengan negara-negara Asia tenggara juga bergantung pada upaya negara-negara tersebut untuk menyeimbangkan hubungan dengan Tiongkok.
“Tantangannya tetap besar karena tekanan Tiongkok akan tetap ada di banyak negara tersebut. Pengaruh ekonomi Tiongkok sangat besar di Asia tenggara, yang tidak dapat ditandingi oleh India. Cara Tiongkok dapat mempengaruhi Asia tenggara akan terus menghambat aspirasi sampai batas tertentu,” ucap Pant. ST/I-1
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Masyarakat Bisa Sedikit Lega, Wamentan Jamin Stok daging untuk Ramadan dan Lebaran aman
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP
- 5 Peningkatan PDB Per Kapita Hanya Dinikmati Sebagian Kecil Kelompok Ekonomi
Berita Terkini
- Kitesurfing, Aktivitas Memacu Adrenalin di Maladewa-nya Banyuwangi
- Pulau Tabuhan, Surga Mungil di Selat Bali
- Kejar Pertumbuhan 8%, Arsjad Rasjid Ajak Diaspora Belanda Jadi Mentor Pengusaha Indonesia
- Peran Strategis Gen Z dalam Wujudkan Indonesia Emas
- Mahasiswa UMM Rancang Inovasi Alat Sortir Kopi Canggih