Pemkot Jakbar Berkomitmen Kurangi Pengiriman Sampah ke TPST Bantar Gebang
Salah satu tempat pemilihan sampah di Kelurahan Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (12/10).
Foto: ANTARA/Risky SyukurJAKARTA - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) berkomitmen untuk mengurangi jumlah pengiriman sampah ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Kasudin LH) Jakarta Barat Achmad Hariadi di Jakarta, Selasa, menyebut bahwa produksi sampah di wilayah tersebut dapat mencapai 1.500 ton setiap harinya.
"Selama ini, 72 persen sampah dikirim ke Bantargebang termasuk sampah organik dan hanya 28 persen yang dikelola. Nah, nanti dibalik. Itu komitmen yang kami inginkan," katanya.
Dengan demikian, lanjutnya, jumlah sampah yang dibawa ke TPST Bantargebang menjadi lebih sedikit karena sudah banyak dikelola di sumber pertama.
"Salah satu caranya adalah dengan mengolah residu sampah organik rumah tangga," katanya.
Selain itu, pihaknya akan menjaring asosiasi pengusaha hotel, hotel dan restoran, pengusaha tata boga, kemudian asosiasi black soldier fly (BSF) atau lalat tentara hitam, asosiasi magot, kemudian juga asosiasi pengusaha pengangkutan sampah dan sebagainya.
"Mereka harus peduli dan terlibat. Sehingga tidak hanya cuma komitmen saja, tapi dia juga ikut implementasi," katanya.
Menurut dia, dengan menggandeng kemitraan, sampah dapur seperti sisa makanan dapat dikelola menggunakan magot, kemudian sampah ranting atau daun dapat dikelola menjadi bahan bakar padat karbon (biochar) atau menjadi pupuk kompos.
"Jadi, semua kita manfaatkan, tidak ada yang dibuang. Jadi, Sudin LH mengajak kepada seluruh para pihak, khususnya para pelaku usaha yang ada di Jakarta Barat, agar ikut berpartisipasi membangun kemitraan dengan para penggiat sampah," katanya.
Bahkan, tambahnya, Sudin LH, sesuai arahan Kementerian Lingkungan Hidup, berencana menerapkan sanksi bagi pelaku usaha (produsen sampah organik) yang menolak kerja sama dengan pelaku pengolahan sampah.
- Baca Juga: Standar Operasional Soetta Sudah Memenuhi
- Baca Juga: Kesiapan Bus Angkutan Natal
"Jadi, ketika bank sampah atau penggiat magot ingin menjalin kemitraan dengan pelaku usaha, jangan, tak boleh tolak. Malah nanti akan diberikan sanksi teguran dari Dinas LH kepada para pelaku usaha," kata Achmad.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), jumlah timbunan sampah pada 2023 mencapai 38,4 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, sampah terkelola nasional baru mencapai 61,62 persen, sisanya 38,38 persen belum terkelola dengan baik.
Sementara itu, data yang dihimpun ANTARA menyebutkan, jumlah sampah di Jakarta mencapai 7.500 ton per hari.
Sampah yang dihasilkan di Jakarta berasal dari berbagai sumber, yaitu: kawasan permukiman, menyumbang 60 persen dari total sampah dan sisanya 29 persen dari dunia usaha dan industri.
Berita Trending
- 1 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 2 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 3 Natal Membangun Persaudaraan
- 4 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- 5 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
Berita Terkini
- Pemakzulan Presiden Yoon Picu Kekhawatiran Atas Kesiapan Militer Korsel Hadapi Ancaman Korut
- Pernah Satu Klub, Shin Tae-yong Bercerita Kedekatannya dengan Pelatih Timnas Vietnam
- Semoga Perdamaian Segera Terwujud, UNICEF Desak Perlindungan Anak-anak dari Pertumpahan Darah di Gaza
- Jonatan Tersingkir, Tidak Ada Wakil Indonesia di Final WTF 2024
- Genjot Pertumbuhan, Menaker Usul Materi Produktivitas Masuk Kurikulum Perguruan Tinggi