Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 19 Nov 2024, 16:17 WIB

Pemkot Jakbar Berkomitmen Kurangi Pengiriman Sampah ke TPST Bantar Gebang

Salah satu tempat pemilihan sampah di Kelurahan Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (12/10).

Foto: ANTARA/Risky Syukur

JAKARTA - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) berkomitmen untuk mengurangi jumlah pengiriman sampah ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang,  Kota Bekasi, Jawa Barat.

Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Kasudin LH) Jakarta Barat Achmad Hariadi di Jakarta, Selasa, menyebut bahwa produksi sampah di wilayah tersebut dapat mencapai 1.500 ton setiap harinya.

"Selama ini, 72 persen sampah dikirim ke Bantargebang termasuk sampah organik dan hanya 28 persen yang dikelola. Nah, nanti dibalik. Itu komitmen yang kami inginkan," katanya.

Dengan demikian, lanjutnya, jumlah sampah yang dibawa ke TPST Bantargebang menjadi lebih sedikit karena sudah banyak dikelola di sumber pertama.

"Salah satu caranya adalah dengan mengolah residu sampah organik rumah tangga," katanya.

Selain itu, pihaknya akan menjaring asosiasi pengusaha hotel, hotel dan restoran, pengusaha tata boga, kemudian asosiasi black soldier fly (BSF) atau lalat tentara hitam, asosiasi magot, kemudian juga asosiasi pengusaha pengangkutan sampah dan sebagainya.

"Mereka harus peduli dan terlibat. Sehingga tidak hanya cuma komitmen saja, tapi dia juga ikut implementasi," katanya.

Menurut dia, dengan menggandeng kemitraan, sampah dapur seperti sisa makanan dapat dikelola menggunakan magot, kemudian sampah ranting atau daun dapat dikelola menjadi bahan bakar padat karbon (biochar) atau menjadi pupuk kompos.

"Jadi, semua kita manfaatkan, tidak ada yang dibuang. Jadi, Sudin LH mengajak kepada seluruh para pihak, khususnya para pelaku usaha yang ada di Jakarta Barat, agar ikut berpartisipasi membangun kemitraan dengan para penggiat sampah," katanya. 

Bahkan, tambahnya, Sudin LH, sesuai arahan Kementerian Lingkungan Hidup, berencana menerapkan sanksi bagi pelaku usaha (produsen sampah organik) yang menolak kerja sama dengan pelaku pengolahan sampah.

"Jadi, ketika bank sampah atau penggiat magot ingin menjalin kemitraan dengan pelaku usaha, jangan, tak boleh tolak. Malah nanti akan diberikan sanksi teguran dari Dinas LH kepada para pelaku usaha," kata Achmad.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), jumlah timbunan sampah pada 2023 mencapai 38,4 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, sampah terkelola nasional baru mencapai 61,62 persen, sisanya 38,38 persen belum terkelola dengan baik.

Sementara itu, data yang dihimpun ANTARA menyebutkan, jumlah sampah di Jakarta mencapai 7.500 ton per hari.

Sampah yang dihasilkan di Jakarta berasal dari berbagai sumber, yaitu: kawasan permukiman, menyumbang 60 persen dari total sampah dan sisanya 29 persen dari dunia usaha dan industri.

Redaktur: -

Penulis: Alfred, Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.