Pemkab Situbondo segera sisir 'lahan tidur' dan dikelola
Buruh tani di Situbondo, Jawa Timur, menanam bibit padi.
Foto: ANTARA/Novi HusdinariayntoSitubondo - Pemerintah kabupaten Situbondo melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertangan), Jawa Timur, bersama dengan kepolisian setempat segera menyisir beberapa lahan tidur tidak terpakai untuk dikelola guna mendukung percepatan swasembada pangan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo Dadang Aries Bintoro menjelaskan bahwa pendataan dan penyisiran lahan tidur itu dalam upaya untuk mengidentifikasi ketersediaan lahan pertanian yang dapat digunakan untuk produksi tanaman pangan.
"Lahan tidur tak terpakai yang nantinya kami lakukan pendataan setelah turun ke lapangan bisa dikelola untuk tanam padi dan jagung serta tanaman pangan lainnya," ujarnya di Situbondo, Jawa Timur, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa agenda penyisiran dan pendataan lahan tidur ini untuk menambah luas area produksi tanaman pangan untuk mendukung program pemerintah dalam percepatan swasembada pangan.
Utamanya, lanjut Dadang, yakni produktivitas tanaman padi dan jagung karena daerah dituntut untuk meningkatkan produksi tanaman tersebut untuk mendukung program pemerintah pusat.
"Jadi, Presiden Polri memerintahkan ke jajaran Polri untuk turut serta menjaga kedaulatan pangan atau ketahanan pangan, khususnya di Situbondo, dan pembahasan ini disampaikan melalui rapat yang digelar di Polres Situbondo," katanya.
Menurut Dadang, langkah kongkret yang akan dilakukan oleh Dispertangan setempat dengan segera mencari lokasi-lokasi area tanah sawah yang dapat mendukung pengembangan tanaman pangan.
Untuk sementara, Polres Situbondo meminta untuk mengindetifikasi persoalan yang ada di lapangan terkait bagaimana meningkatkan produksi pangan.
Identifikasi awal yang dilakukan Dispertangan mencakup beberapa hal, di antaranya tanah sawah produktif yang dapat digunakan untuk mengembangkan tanaman padi dan jagung, lalu mengindetifikasi tanah nonproduktif yang dapat dikelola untuk tanaman pangan.
"Kami juga telah memetakan lahan-lahan kritis di mana saja, dan termasuk pekarangan yang tidak dipakai. Itu juga nantinya dicarikan solusi agar bisa digunakan untuk produksi tanaman pangan," ujar Dadang.
Berita Trending
- 1 Wanita 50 Tahun Berikan Kisah Inspiratif untuk Berwirausaha
- 2 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 3 Kenakan Tarif Impor untuk Menutup Defisit Anggaran
- 4 Penyakit Kulit Kambuh Terus? Mungkin Delapan Makanan Ini Penyebabnya
- 5 Klasemen Liga Jerman: Bayern Muenchen Masih di Puncak
Berita Terkini
- Aktor Korea Park Min-jae Meninggal Dunia Karena Serangan Jantung
- Trump Ancam Hamas Agar Bebaskan Sandera Sebelum Pelantikannya
- Pasca OTT, KPK Segel Ruang Kerja Pj Wali Kota Pekanbaru
- Bank Mandiri Gelar Kongsi-Kongsi 2024, Ada Susi Pudjiastuti di Sesi Inspirasi Bisnis
- KPU Depok Umumkan Supian-Chandra Menang Pilkada 2024