Pemerintah Pacu Produksi Komoditas Ubi Jalar
CIREBON - Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung petani meningkatkan penjualan ubi jalar di pasar dalam negeri. Sebab, komoditas ini memiliki nilai ekonomi tinggi.
Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementan Suwandi di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (2/7), mengatakan dukungan ini diberikan melalui program diversifikasi pangan lokal yang fokus utamanya mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi ubi jalar dan berbagai produk olahannya.
Program semacam ini, kata dia, bisa membuka akses pasar yang lebih luas bagi petani ubi jalar untuk menjual hasil panen ke beberapa daerah.
"Konsumsi pangan lokal yang seperti ini luar biasa, khususnya ubi jalar. Kita upayakan agar masyarakat mencintai produk dalam negeri seperti komoditas ini," ujar dia.
Selain itu, pihaknya berupaya mengoptimalkan produksi ubi jalar dengan memberikan pelatihan teknis kepada petani. Kemudian memastikan standar kualitas hasil panen komoditas ini dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Suwandi menyebutkan dengan skema tersebut, para petani dapat menikmati harga jual ubi jalar yang lebih baik dan pendapatan mereka selalu stabil. Dia menekankan program tersebut juga bertujuan guna mendukung ketahanan pangan nasional, serta pemberdayaan ekonomi petani di daerah.
"Justru untuk di dalam negeri (potensi pasar ubi jalar) masih terbuka, bisa dilakukan diversifikasi pangan. Permintaan ke luar negeri juga tinggi. Dari sini kita tingkatkan untuk tujuan negara eksisting, juga mencoba ke negara-negara baru," ujarnya.
Lebih lanjut, Suwandi menuturkan bahwa luas areal tanam untuk komoditas ubi jalar di Indonesia rata-rata mencapai 80 ribu hektare per tahun. Dari luasan tanam itu, tambah dia, para petani bisa melakukan panen ubi jalar dengan jumlah produksi sekitar 1,5 juta ton per tahun.
"Dengan potensi ini, kita dorong juga penjualan di dalam negeri sembari meningkatkan jumlah ekspornya," ucap dia.
Tak hanya dalam negeri, ubi jalar asal Indonesia juga diminati sejumlah negara lain. Berdasarkan data, ekspor ubi jalar dari Indonesia ke pasar global jumlah rata-ratanya bisa mencapai 14 ribu ton per tahun.
Kementan menyebutkan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berhasil mengekspor komoditas ubi jalar ke pasar Korea Selatan dan Jepang sebanyak 500 ton per tahun. Komoditas ubi jalar dari Cirebon memiliki kualitas dan mutu yang baik, sehingga memenuhi syarat untuk dipasarkan ke negara-negara tersebut.
Tak hanya di Cirebon, Kementan juga mendorong para petani di daerah lain bisa meningkatkan jumlah produksi supaya lebih banyak ubi jalar diekspor keluar negeri.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya