Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 22 Nov 2017, 00:00 WIB

Pemda Mimika Tidak Siap Urus Pengungsi

Foto: istimewa

JAYAPURA - Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika, Papua, dinilai tidak siap dalam mengurus dan menyambut kedatangan 804 pengungsi asal Kampung Banti dan Kimberly, Distrik Tembagapura, yang dievakuasi ke Kota Timika.

Saat Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit, bersama Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar, datang ke Graha Eme Neme Yauware, Selasa (2/11), tempat penampungan pengungsi itu masih dalam kondisi terkunci.


Sementara itu, di halaman gedung tersebut hanya berdiri beberapa tenda bantuan Kementerian Sosial, tanpa kelengkapan tempat tidur dan fasilitas penunjang lainnya. Beberapa saat, baru tiba Asisten II Setda Mimika, Marthen Paiding, bersama Kepala Kesbangpol Andi Ramli disusul beberapa pejabat lainnya.


Tak pelak, para pejabat di lingkup Pemda Mimika ini pun langsung "disemprot" setelah mencoba memberikan penjelasan.

"Yang kami urus ini adalah bapak-bapak punya masyarakat. Ini tanggung jawab pemda. Jangan semuanya diserahkan ke TNI dan Polri, mana peran pemda," tegas Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit.


Tim Gabungan TNI-Polri telah mengevakuasi 803 pengungsi asal Kampung Banti dan Kimberly ke Timika, sejak Senin ( 20/11) siang hingga Selasa (21/11) malam. Mereka ditempatkan di Posko pengungsian warga di Graha Eme Neme Yauware.


Secara spontan, Pangdam George menegaskan, pemda dan DPRD Mimika kurang berperan selama proses evakuasi ratusan warga yang terisolasi di Kampung Banti dan Kimberly itu.


"Mirisnya, setibanya rombongan di halaman Graha Eme Neme Yauware, belum satu pun pejabat Pemkab Mimika yang hadir di lokasi tersebut," tegas Pangdam.


Padahal sesuai rencana, evakuasi ratusan warga dari Tembagapura ke posko-posko yang disiagakan di Timika sudah disiapkan sebelumnya.


Selama tiga minggu masalah pengungsian ini muncul, tidak ada Bupati dan Ketua DPRD yang datang ke Tembagapura.

Kepedulian Pemda Mimika kepada masyarakat patut dipertanyakan ketika berbagai masalah muncul, terutama kasus penyanderaan ratusan warga selama tiga pekan di perkampungan Tembagapura, sementara Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, sedang berada di luar negeri.


"Saya sangat sayangkan, karena informasi akan ada masyarakat diturunkan dari Tembagapura, tapi kesiapannya tidak maksimal. Kami sesalkan itu. Saya datang ke sini (Posko pengungsian di Gedung Eme Neme Yauware), kok tidak ada apa-apa," ujar Pangdam.


Padahal itu dudah jadi tugas dan tanggung jawab Pemda Mimika guna mengurus warga pengungsi Tembagapura dari ancaman kelompok bersenjata. Lebih lanjut, kata Pangdam, air bersih, sarana mandi, cuci, kakus (MCK), dan terpenting bahan makanan serta pelayanan kesehatan harus diprioritaskan.


"Saya minta Pemda Mimika memanusiakan masyarakatnya. Jangan seolah-olah semuanya diserahkan penuh ke TNI dan Polri. Kalau ada gangguan keamanan dan ketertiban, kami yang masuk. Tapi untuk urusan lain yaitu masalah penghidupan masyarakat, itu peran pemda," tegas Pangdam.


Dalam kesempatan yang sama, Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar juga meminta Pemda Mimika lebih aktif berperan dalam mengurus warga pengungsi dari dua kampung tersebut.


"Kami datang untuk mendorong kesiapan pemda, makanya kami datang mengecek langsung kesiapan mereka sudah sejauh mana. Ternyata saat kami datang pintu masih ditutup. Belum ada tanda-tanda persiapan sama sekali," jelas Kapolda. Ant/P-4

Redaktur: Khairil Huda

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.