Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pemburu Madu di Nepal Hadapi Masa Depan yang Suram karena Perubahan Iklim

Foto : AFP/PRAKASH MATHEMA

Pemburu Madu Liar l Pemburu madu liar dari komunitas etnis Gurung sedang memanen madu halusinogen dari sarang lebah di sebuah tebing di Distrik Lamjung, Nepal, pada 9 Juni lalu. Akibat perubahan pola cuaca dan ancaman lingkungan telah menyebabkan penurunan drastis dalam jumlah sarang dan jumlah madu yang dipanen.

A   A   A   Pengaturan Font

"Waktu kami masih muda, hampir di semua tebing terdapat sarang lebah karena banyaknya bunga liar dan sumber air," kata Doodh Bahadur. "Tetapi seiring berjalannya waktu, semakin sulit menemukan sarang lebah," imbuh dia.

Dia menyalahkan penurunan jumlah lebah ini karena curah hujan yang semakin tidak teratur, kebakaran hutan, pestisida pertanian, dan pengalihan sungai karena banyaknya bendungan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangunan jalan yang menyertainya.

"Saluran air mengering karena proyek PLTA dan curah hujan yang tidak teratur," kata dia seraya menuturkan bahwa lebah liar lebih suka bersarang di dekat air. "Lebah yang terbang ke peternakan juga menghadapi masalah pestisida yang dapat membunuh mereka," ungkap pemburu madu liar itu.

Dengan curah hujan yang tidak menentu, musim dingin yang lebih kering, dan panas terik, kebakaran hutan pun menjadi lebih sering terjadi. Data pemerintah menunjukkan Nepal sudah berhasil mengatasi lebih dari 4.500 kebakaran hutan tahun ini, hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kebakaran hutan lebih sering terjadi saat ini. Tidak ada cukup anak muda untuk memadamkan api tepat waktu," keluh Doodh Bahadur. Satu dekade lalu, desanya, Taap, mampu memanen 1.000 liter air setiap musimnya. Namun hari itu, Doodh Bahadur mengatakan bahwa mereka merasa beruntung bisa mendapatkan 250 liter.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top