Amerika Serikat Membentuk Komando Militer Baru di Negara Jepang
Menlu AS, Antony Blinken (kedua dari kiri) menghadiri konferensi pers bersama dengan Menhan AS, Lloyd Austin (kiri), Menlu Jepang, Yoko Kamikawa (kedua dari kanan), dan Menhan Jepang, Minoru Kihara setelah pembicaraan di Tamu Iikura Rumah di Tokyo, Minggu (28/7).
Foto: AFP/KAZUHIRO NOGIMOSKWA - Amerika Serikat (AS) dan Jepang, pada hari Minggu (28/7), akan mengumumkan pembentukan komando militer baru AS di Jepang, demikian dilaporkan Wall Street Journal. Surat kabar itu menyebutkan komando ini akan dibentuk berdasarkan latar belakang bahwa Tiongkok terus meningkatkan kemampuan militernya.
Menurut media itu, komando itu akan mengoordinasikan operasi militer dengan pasukan Jepang, merencanakan latihan bersama, serta berpartisipasi dalam pertahanan Jepang jika terjadi perang.
Seperti dikutip dari Antara, inisiatif itu akan diumumkan dalam pertemuan pada Minggu, antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menlu Jepang Yoko Kamikawa, dan Menhan Jepang Minoru Kihara.
Menurut laporan tersebut, langkah itu akan memungkinkan AS untuk menarik pasukannya yang berada di Jepang dari Komando Indo-Pasifik. Pusat komando itu sendiri berada di Kepulauan Hawaii di AS dan berjarak 5.600 kilometer dari Jepang.
Laporan dari Kementerian Pertahanan Jepang mengungkapkan unit baru - komando operasional terpadu - akan dibentuk di Jepang pada tahun fiskal 2024 (hingga 31 Maret 2025).
Produksi Rudal
Surat kabar Yomiuri sebelumnya melaporkan Menlu Jepang dan Menlu AS pada pertemuan 28 Juli akan menyepakati haluan peningkatan produksi rudal untuk sistem pertahanan rudal Patriot PAC-3 di Jepang guna diekspor ke AS.
Para pemimpin kementerian itu juga disebutkan akan membahas pembentukan basis produksi di Jepang untuk AMRAAM, yaitu rudal udara-ke-udara jarak menengah.
Menurut Gedung Putih, sebelumnya Presiden AS, Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada pertemuan 10 April membahas ancaman Korea Utara serta kerja sama trilateral kedua negara dengan Korsel.
"Presiden sangat menantikan kunjungan kenegaraan tersebut. Ada banyak hal penting untuk dibicarakan," kata Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby.
Kirby menuturkan Biden dan Kishida berupaya meningkatkan kerja sama pertahanan di tengah ketidakpastian yang berasal dari peningkatan ancaman militer Korea Utara, sikap agresif Tiongkok, dan perang yang sedang berlangsung antara Russia dan Ukraina.
"Akan ada isu dalam hal lingkungan keamanan-kekhawatiran terhadap DPRK (nama resmi Korea Utara), kekhawatiran mengenai tindakan agresif Republik Rakyat Tiongkok (nama resmi Tiongkok)," ucapnya.
Kedua pemimpin, lanjutnya, akan membahas upaya kedua negara memajukan kerja sama bilateral maupun trilateral dengan Korsel.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Eko S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia