Pembangunan Infrastruktur Harus Mengarah ke Pencapaian Ketahanan Pangan
Foto: Sumber: Logistics Performance Index, World Bank -JAKARTA - Pembangunan infrastruktur perlu diarahkan untuk mencapai ketahanan pangan atau food security. Hal itu penting mengingat harga pangan di Tanah Air masih terbilang tinggi dan relatif tidak terjangkau oleh sebagian kalangan. Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Sarah Firdausi, mengatakan selain menghubungkan antarwilayah di Indonesia, pembangunan infrastruktur idealnya bisa mendukung tercapainya ketahanan pangan. "Pembangunan infrastruktur harus menjadi nilai tambah untuk memudahkan distribusi sehingga akses dan ketersediaan pangan dapat meningkat," kata Sarah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (25/9).
Selain tantangan perubahan iklim yang kini semakin dirasakan, sektor pertanian juga dihadapkan pada luasnya wilayah Indonesia yang berakibat pada biaya distribusi yang tinggi. Biaya logistik pangan itu pada akhirnya akan dibebankan pada konsumen sehingga harga pangan di tingkat konsumen menjadi lebih mahal. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara (Asean) ongkos logistik di Indonesia terbilang sangat mahal, yakni sebesar 24 persen dari total produk domestik bruto (PDB).
Sementara Malaysia berkisar 13 persen dan Singapura hanya 8 persen dari total PDB. Selain harga logistik yang mahal, kenaikan harga bahan bakar minyak beberapa waktu lalu menambah kompleksitas distribusi pangan. Daerah-daerah yang jauh dari sentra produksi pangan membutuhkan biaya transportasi yang lebih besar dibandingkan dengan yang letaknya relatif dekat dengan sentra produksi pangan.
Faktor lain yang berpengaruh adalah kenaikan harga pupuk. Hal itu berdampak pada ketersediaan pangan menjadi makin sulit dan harga yang harus ditanggung konsumen akan semakin tinggi. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur diharapkan mampu mencapai kestabilan harga dan ketersediaan komoditas pangan di seluruh wilayah Indonesia. Sarah pun mengimbau agar pembangunan infrastruktur diarahkan untuk mendukung terciptanya jalur distribusi bahan pangan yang lebih efisien.
Saluran Irigasi
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Dwijono Hadi Darwanto, menekankan salah satu kunci meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani adalah dengan memperbaiki infrastruktur pertanian, khususnya irigasi dan distribusi input pertanian.
Menurut Dwijono, pentingnya pembenahan infrastruktur, terutama sistem irigasi karena banyak petani masih kesulitan mendapatkan pasokan air yang memadai, meskipun mereka harus membayar iuran irigasi yang tidak murah. "Tanpa irigasi yang baik, produktivitas pertanian akan sulit meningkat. Petani terjebak dalam siklus produksi rendah karena kurangnya pasokan air yang memadai," ungkap Dwijono.
Redaktur: Vitto Budi
Penulis: Eko S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kunto Aji Persembahkan Video Musik "Melepas Pelukan Ibu" yang Penuh Haru di Hari Ibu
- 2 Kenaikan PPN 12% Bukan Opsi Tepat untuk Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Butuh Terobosan
- 3 Pemerintah Harus Segera Hentikan Kebijakan PPN 12 Persen
- 4 Kasihan, Mulai Tahun Depan Jepang Izinkan Penembakan Beruang
- 5 Libur Panjang, Ribuan Orang Kunjungi Kepulauan Seribu
Berita Terkini
- Jemaat Gereja Blenduk Semarang Ibadah Misa Natal di Gedung Borsumy
- Di Hari Natal, Jakarta Diguyur Hujan Sedang hingga Disertai Petir
- Menantang Bahaya, Wahana Ruang Angkasa NASA akan Melintasi Atmosfer Matahari
- Presiden: Sambut Natal dengan Semangat Indonesia yang Damai dan Rukun
- Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat