Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan IKM I Substitusi Impor Produk Ditargetkan 35% pada 2022

Pelaku Industri Perlu Manfaatkan Pasar Domestik

Foto : ISTIMEWA

GATI WIBAWANINGSIH Dirjen IKMA-Kemenperin

A   A   A   Pengaturan Font


Semakin besar industri kreatif yang mereka kembangkan, kian banyak tenaga kerja yang terserap, sehingga menekan angka pengangguran. Dari program BCIC ini sejumlah industri bahkan telah naik kelas dari mikro ke kecil dan kecil ke menengah. Kapasitas usahanya meningkat.

"Kami terus dampingi termasuk dekatkan mereka dengan investor dan lembaga perbankan. Dengan itu usahanya semakin besar. Kami juga beri pelatihan manajemen keungan, SDM (sumber daya manusia) dan berbagai jenis pelatihan lainnya," tambah Gati.

Baca Juga :
Harga Bawang Naik

Secara terpisah, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku tengah menyusun road map prgram substitusi impor itu. Langkah yang ditempuh untuk mewujudkan kebijakan tersebut antara lain substitusi impor pada industri yang tercatat memiliki nilai impor besar pada 2019.

Sektor yang dimaksud meliputi industri mesin, kimia, logam, elektronika, makanan, peralatan listrik, tekstil (fesyen dan kriya), kendaraan bermotor, barang logam, serta karet dan barang dari karet.

Baca Juga :
Dorong Penjualan

Guna mencapai target substitusi impor sebesar 35 persen itu, Kemenperin juga melakukan langkah peningkatan utilisasi produksi seluruh sektor industri pengolahan, dengan target peningkatan secara bertahap pada 2020, 2021 dan 2022 sebesar 60 persen, 75 persen dan 85 persen.
Menperin mengungkapkan, utilisasi sektor industri sebelum terjadinya Covid-19 mencapai 75 persen. Saat ini, dengan adanya tekanan akibat pandemi, utilisasi turun drastis hingga 40 persen.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top