PBB: Sudan Menjadi Satu-satunya Tempat di Dunia yang Masih Ditemukan Kasus Kelaparan
PBB menyoroti krisis kemanusiaan yang sangat mengkhawatirkan di Sudan, Senin (6/1).
Foto: ANTARA/AnadoluHAMILTON - PBB pada hari Senin (6/1) menyoroti krisis kemanusiaan yang sangat mengkhawatirkan di Sudan. Negara tersebut saat ini menjadi satu-satunya tempat di dunia di mana kelaparan masih ditemukan.
“Sudan masih berada dalam cengkeraman krisis kemanusiaan yang luar biasa,” kata Edem Wosornu, Direktur Divisi Operasi dan Advokasi di Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) kepada Dewan Keamanan PBB.
Seperti dikutip dari Antara, Wosornu menekankan kabar tentang penyebaran kelaparan di seluruh negeri adalah sangat memprihatinkan.
Wosornu menyoroti dampak serius konflik bersenjata terhadap penduduk sipil serta pekerja kemanusiaan. Ia menambahkan, situasi di sekitar El Fasher di negara bagian Darfur Utara tetap sangat tragis.
“Mengakses wilayah dengan kebutuhan terbesar, termasuk lokasi terdampak kelaparan, masih menjadi tantangan mendasar,” katanya, meskipun melaporkan adanya "beberapa langkah positif" baru-baru ini.
Salah satu kemajuan yang disebutkan adalah kedatangan konvoi 28 truk bermuatan makanan dan pasokan lainnya ke Khartoum pada 25 Desember.
Wosornu menyebut hal itu sebagai "konvoi terbesar PBB yang mencapai ibu kota sejak awal krisis."
Meskipun mengapresiasi kemajuan tersebut, Wosornu mengungkapkan bahwa para pekerja kemanusiaan masih menghadapi kendala, termasuk lambatnya proses pengurusan visa.
Mengacu pada laporan terbaru dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC), Wosornu menyatakan bahwa "kondisi kelaparan kini ditemukan di lima wilayah, termasuk kamp pengungsi internal Zamzam, Al Salam, dan Abu Shouk, serta di Pegunungan Nuba bagian barat."
Ia menambahkan bahwa "lima lokasi tambahan, semuanya di Darfur Utara, diproyeksikan akan terdampak antara sekarang hingga Mei, dengan risiko kelaparan di 17 wilayah lainnya."
Wosornu menegaskan bahwa "Sudan saat ini adalah satu-satunya tempat di dunia di mana kelaparan masih ditemukan."
Wosornu kembali menegaskan tiga tuntutan utama: mematuhi hukum kemanusiaan internasional, akses kemanusiaan yang cepat dan aman, serta peningkatan pendanaan.
Wakil Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Beth Bechdol, mendukung pernyataan Wosornu tentang kelaparan.
Ia mengatakan, "Kelaparan telah dipastikan di kamp Zamzam di Negara Bagian Darfur Utara, dan kondisinya masih berlangsung serta meluas."
“Risiko kelaparan dan penyebarannya telah menjadi perhatian bersama sejak Agustus,” lanjutnya.
Bechdol mendesak peningkatan produksi pangan lokal untuk mencegah "bencana kemanusiaan lebih lanjut," seraya memperingatkan bahwa “jika kita gagal bertindak sekarang, secara kolektif dan dalam skala besar, jutaan nyawa akan semakin terancam".
"Dan, seperti yang Anda dan anggota Dewan Keamanan ketahui, stabilitas banyak negara di kawasan ini juga berada dalam risiko.” kata Bechdol melanjutkan.
Sudan telah dilanda pertempuran antara militer dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) sejak April 2023.
Pertempuran tersebut telah menyebabkan lebih dari 20.000 kematian dan memaksa lebih dari 14 juta orang mengungsi, menurut perkiraan PBB dan otoritas setempat.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hari Kamis KPU tetapkan Gubernur
- 2 the Straits Times Memprediksi Presiden Prabowo Bersama Sembilan Presiden dan PM Negara Lain Jadi Pemimpin Dunia Berpengaruh
- 3 Kebijakan PPN 12 Persen Masih Jadi Polemik, DPR Segera Panggil Menkeu
- 4 Masuki Masa Pensiun, Kepala BSSN dan Kepala Basarna Diganti
- 5 Gara-gara Faktor Inilah, Pelantikan Kepala Daerah Terpilih di Provinsi Bali Diundur