
Kim Jong Un: Senjata Tanpa Ideologi Hanyalah 'Barang Besi'
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyampaikan pidato dalam pertemuan di Pyongyang, 15 November 2024.
Foto: AP/KCNASEOUL - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan negaranya telah menempuh jalan panjang dalam membangun militer yang kuat, tetapi senjata tanpa ideologi hanyalah "barang besi", media pemerintah KCNA melaporkan, Selasa (25/2).
Pernyataan tersebut diungkapkan saat Kim menekankan kesetiaan kepada beberapa kelompok militer paling elite-nya.
Pernyataan Kim di Universitas Politik Kim Il Sung muncul di tengah ketidakpastian politik di dalam negeri dengan lebih dari 10.000 tentaranya yang bertempur untuk Russia melawan Ukraina dilaporkan menderita kerugian besar.
Karena Tentara Rakyat Korea (KPA) bercita-cita menjadi militer terkuat di dunia, dan fokus misinya seharusnya "tidak lain adalah keuntungan politik, ideologi, spiritual, dan moral dari tentara Partai dan rakyat," kata Kim.
"Dengan mengatakan bahwa senjata tanpa ideologi ibarat peralatan besi ... ia menegaskan pembangunan KPA harus selalu dan sepenuhnya berorientasi pada pemberian prioritas untuk menjadikan militer kuat secara politik, ideologi, dan moral," kantor berita KCNA melaporkan.
Kampus tersebut merupakan tempat pelatihan bagi para perwira yang kemudian bertugas dalam aparat politik yang kuat di lebih dari 1 juta militer aktif negara tersebut, yang menjalankan kontrol politik arahan Partai Pekerja yang berkuasa.
Kim mengatakan partainya sangat menghargai "kesetiaan dan kepahlawanan yang tak tertandingi dalam mengatasi kesulitan dan berkorban dengan gembira jika negara memanggil."
"Keunggulan ideologis dan moral tentara berarti keunggulan kualitatif tentara,” katanya.
Kim tidak secara khusus menyebut Amerika Serikat atau Korea Selatan dalam pidatonya, tetapi ia mengatakan sekutu bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan regional dan bersumpah akan mengambil tindakan balasan termasuk membangun lebih banyak senjata nuklir.
Presiden AS Donald Trump belum lama ini lalu mengatakan akan menghubungi Kim.
Korea Utara juga belum secara resmi mengakui dukungan militernya terhadap Russia dalam perang Ukraina.
Berita Trending
- 1 Aksi Bersih Pantai Menteri LH dan Panglima TNI di Pangandaran, Peringati Hari Peduli Sampah
- 2 Harga BBM di SPBU Vivo Turun, Pertamina, BP dan Shell Stabil
- 3 RI Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Kolaborasi AZEC
- 4 Akademisi: Perlu Diingat, Kepala Daerah yang Sudah Dilantik Sudah Menjadi Bagian dari Pemerintahan dan Harus Tunduk ke Presiden
- 5 Beri Pilihan yang Luas, Living World Grand Wisata Hadir 250 Tenant
Berita Terkini
-
JHL Solitaire Gading Serpong Sambut Ramadan Tawarkan Buka Puasa Istimewa Lewat "Timeless Light of Tradition"
-
Permudah Akses Layanan Purna Jual, Modena Bukan Layanan Service Center di Kemang
-
Jaga Hubungan, Neo Hormoviton Gelar Turnamen Bulu Tangkis bagi Pasangan
-
Terapkan Inovasi Lingkungan dan Sosial, Regional Indonesia Timur Pertahankan Capaian 4 PROPER Emas
-
Album Terbaru Sabrina Carpenter ‘Short n' Sweet’ Puncaki Penjualan Teratas